Denpasar, Gatra.com - Pagebluk corona virus disease 2019 (Covid-19) yang hampir setahun menimpa seluruh penjuru negeri (Indonesia), begitu besar dampak di semua sektor. Tidak terkecuali deraan pandemi juga menimpa pengerajin kain tradisional di Bali.
Sejak merebaknya Covid-19, penjualan kerajinan tradisional asal Pulau Dewata Bali, ini anjlok hingga 50 persen. Demikian, disampaikan salah satu pengerajin tenun ikat Edek Bali Sekar Jepun di Kota Denpasar, Provinsi Bali, Etmy Kustiyah Sukarsa,Selasa (26/1).
Dalam situasi sulit ini, Etmy justru tidak patah arang. Semangatnya untuk terus merajut warisan budaya lokal ini, dan menunjukkan optimismenya mampu melewati masa-masa sulit sekarang ini.
"Memang ada penurunan pesanan, ya jangan dipikirkan.Kita jalani dan disyukuri saja," katanya.
Untuk tetap bertahan, dan merosotnya omzet yang didapat, dirinya harus memanaj pengeluaran sedemikian rupa. Ia terpaksa mengatur jam kerja karyawannya, dengan tidak mem-PHK. Ia tetap memberdayakan agar bisa membatu serta bisa tetap beraktivitas.
"Saat ini ada 10 orang karyawan kami diatur jam kerjanya.Ya,biar bisa jalan saja sudah," katanya.
Produk usahanya pun tidak luput dipromosikan di media sosial. Bahkan Etmy Kustiyah mengaku, masih memiliki pelangan setia yang meminta difotokan produk-produk endek motif terbaru koleksinya.
Sebelumnya, di penghujung tahun 2020 Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari menambahkan, Pertamina melalui Program Kemitraan akan mendukung penuh bisnis yang dijalani oleh Aam. Hal itu selaras dengan upaya Pertamina dalam implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta tenaga kerja penuh dan produktif.
“Di mana diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Heppy.