Karanganyar, Gatra.com - Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan kebutuhan RS rujukan Covid-19 di daerah mendesak. Sebab, RS yang selama ini menjadi rujukan pasien Covid-19 sudah overload, baik di RSUD Karanganyar maupun RS Dr Moewardi Solo serta RS induk lainnya.
"RS swasta di Karanganyar yang siap menjadi rujukan, akan kita ajak kerjasama membentuk RS rujukan Covid-19, katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (26/1).
Ia menyadari penyediaan fasilitas kesehatan itu mendesak, mengingat jumlah kasus stabil tinggi. Para pasien bergejala juga harus dilayani di sarana dan prasarana memadai. Selama ini, RSUD melayani segala macam keluhan pasien namun belum maksimal. Akhirnya, dikhawatirkan penularan semakin tak terkendali saat mengakses layanan rumah sakit.
"RSUD Karanganyar tidak memungkinkan dikonsep RS rujukan. Karena RSUD melayani umum. Jadi menawarkan ke RS swasta yangt mampu. Salah satu syaratnya menyediakan 80 persen bed untuk pasien Covid-19," katanya.
Di RS rujukan Covid-19 nantinya, ia berharap Kementerian Kesehatan menyuplai semua kebutuhan pasien seperti ventilator. Seluruh kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana juga perlu disuplai cukup oleh pemerintah pusat.
Anggaran pembangunan seluruh sarana dan prasarana kesehatan tersebut dilakukan melalui Kerjasama Operasi (KSO), katanya.
Ia menyebut kemungkinan anggaran daerah juga terpakai untuk keperluan tersebut. Terutama dari pos anggaran Covid-19 yang bersumber belanja tak terduga (BTT).
Bupati Juliyatmono mengatakan, BTT pada tahun ini, salah satunya akan dipakai membiayai subsidi swab PCR bagi masyarakat yang melakukannya secara mandiri.