Jakarta, Gatra.com- Asupan gizi berkaitan dengan pangan hewani yang menjadi sumber protein dan zat besi untuk mendukung fungsi kognitif, aktivitas fisik, dan imunitas anak.
"Kekurangan gizi yang terjadi pada masa ini bersifat irreversible. Bila sudah rusak maka permanen, dan tidak bisa diperbaiki," kata Ahli Gizi Kesehatan Ibu dan Anak, Prof. Dr. dr. Sandra Fikawati, M.P.H dalam diskusi virtual terkait Hari Gizi Nasional yang diadakan oleh Danone Specialized Nutrition, Senin (25/1).
Zat besi adalah unsur utama dalam Hb (hemoglobin) yang berfungsi mengantarkan oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Defisiensi zat besi membuat konsentrasi Hb dalam darah rendah.
Akibatnya, pasokan oksigen untuk sel-sel tubuh pun berkurang. Padahal, semua sel tubuh sangat membutuhkan oksigen untuk bisa berfungsi optimal.
Data UNICEF tahun 2016 menyebutkan, secara global jumlah konsumsi makanan sumber hewani anak usia 12-23 bulan sangat kurang. Sekitar 1/3 anak usia 2 tahun hampir tidak mengonsumsi makan sumber hewani sama sekali, atau sangat sedikit mengonsumsinya.
Nah berkaitan dengan hal itu, berikut fakta tentang pentingnya zat besi:
- Defisiensi zat besi bertahap
Kekurangan zat besi tidak terjadi secara mendadak, namun bertahap. Diawali dari penurunan jumlah zat besi, lalu tubuh mulai membuat lebih sedikit sel darah merah.
Konsentrasi belajar menurun adalah salah satu tanda dan gejala anak kekurangan zat besi. Akhirnya performa belajarnya pun turun dan malas mengerjakan tugas dan PR.
- Perhatikan gejala 5L
Kekurangan zat besi mengganggu performa intelektual dan performa kognitif, serta terlambatnya psikomotorik pada anak usia pra sekolah.
Secara fisik, bagian bawah mata anak pucat, sering pusing, kuku dan telapak tangan tampak pucat, serta mengalami gejala 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lalai).
- Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari.
Kadar zat besi dalam tubuh dipengaruhi oleh konsumsinya. Kalau pola makan tidak seimbang, penyerapan zat besi di saluran cerna terganggu, dan cadangan zat besi kurang, maka anak bisa kekurangan zat besi.
- Konsumsi Protein Hewani
Protein hewani seperti daging, ikan, unggas, dan hati adalah sumber zat besi heme, yang penyerapannya sangat baik di saluran cerna. Agar daging mudah dikunyah dan tidak ditolak oleh anak, masaklah daging hingga lunak.
- Perhatikan asupan Tanin
Tanin yang terkandung dalam teh, kopi, dan cokelat, serta bikarbonat dalam minuman bersoda bisa menghalangi penyerapan zat besi. Beri jeda 2 jam sebelum atau sesudah makan bila ingin memberi anak makanan/minuman tersebut.
- Penuhi Asupan Vit C
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, barengi dengan asupan vitamin C. Vitamin C sebaiknya diberikan sebelum makan karena dengan situasi yang asam, zat besi lebih mudah diserap di saluran cerna.
- Susu fortifikasi zat besi mudah diserap usus
Susu memiliki skor cerna protein yang paling tinggi dibandingkan makanan lainnya. Susu yang difortifikasi zat besi mudah diserap usus, terlebih bila susu juga difortifikasi vitamin C. Selain itu susu sangat praktis, dan bentuknya yang cair lebih mudah dikonsumsi oleh anak.
Dengan demikian, semua zat gizi dalam susu termasuk fortifikasi zat besi, bisa masuk semua. Susu fortifikasi bisa diberikan untuk anak usia 1 tahun ke atas.