Home Kebencanaan 10 Ribu Hektare Lahan Kritis di Sumsel Direhabilitasi

10 Ribu Hektare Lahan Kritis di Sumsel Direhabilitasi

Palembang, Gatra.com - Dinas Kehutanan (Dishut) Sumatera Selatan (Sumsel), menyebutkan, di tahun 2021 sebanyak 10 ribu hektare lahan kritis di daerah ini bakal direhabilitasi.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Dishut Sumsel, Sutomo mengatakan, lahan di dalam maupun di luar kawasan hutan yang mengalami kerusakan dan kehilangan fungsinya atau disebut sebagai lahan kritis, terus terjadi di Sumsel. Bahkan, terus bertambah, mengingat sifat hutan terbuka untuk umum sehingga dapat dikelola oleh siapapun. Akibatnya, banyak tutupan hutan yang menjadi tanaman kopi dan sawit.

"Beberapa kawasan sudah dilakukan penanam kembali atau rehabilitasi. Bahkan, tahun ini kami akan melakukan rehabilitasi sebanyak 10 hektare lahan kritis di Sumsel," katanya, Senin (25/1).

Rehabilitasi ini nantinya akan difokuskan di daerah hulu Sumsel. Karena, daerah tersebut merupakan wilayah tangkapan air. Jika, daerah hulu ini terganggu maka akan berdampak kepada daerah hilir.

Sejauh ini, dia menilai kondisi hutan daerah hulu sudah banyak perambah. Bahkan, di kawasan hutan sudah banyak tanaman kopi. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perhutanan sosial sehingga memberi akses masyarakat untuk mengelola hutan.

"Ini pola dari kementrian bagaimana memberikan akses masyarakat untuk serta mengelola hutan tanpa harus mengusirnya. Tapi masyarakat merambah dulu," ujarnya.

Karena itu, untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan ini, pihaknya pun melakukan rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon.Dirinya berharap seluruh pihak pun ikut membantu dalam rehabilitasi ini terutama daerah hilir.

"Penanaman pohon ini bukan hanya di lahan kritis saja, tetapi bisa juga di lahan lainnya sehingga menciptakan ruang terbuka hijau," katanya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Hutan Kita Institute (HaKI), Aidil Fitri menyampaikan, saat ini deforestasi atau hilangnya hutan akibat kegiatan manusia terus terjadi di Sumsel. Hal ini mengancam kondisi perhutanan di Bumi Sriwijaya.

Berdasarkan data HaKI, total lahan yang mengalami deforestasi sejak 2019 hingga 2020 yakni seluas 37.170 hektare.

Lokasi deforestasi ini terjadi di Banyuasin seluas 21.954 hektare, Musi Banyuasin seluas 9.976 hektar. Muara Enim seluas 2.038 hektare, Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 1.724 hektar. Ogan Komering Ulu (OKU) seluas 766 hektare, OKU Selatan seluas 576 hektare, OKU Timur seluas 81 hektare dan Lahat seluas 55 hektare.

725