Jakarta, Gatra.com- PT PLN menjalin kerjasama dalam nota kesepahaman (MoU) bersama Perhutani dan PTPN, dalam penyediaan biomasa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Atas kerjasama ini, PLN nantinya akan menerima pasokan biomasa, sebagai upaya PLN dalam meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional sebesar 23%, serta menurunkan emisi gas rumah kaca dan emisi karbon melalui co-firing yang akan mengganti sebagian batu bara dengan biomassa.
Direktur Megaproyek PT PLN, Ikhsan Asaad mengungkapkan, kerjasama ini juga merupakan upaya PLN dalam mengejar target uji coba co-firing biomassa di 52 pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara yang ditargetkan dapat diimplementasikan seluruhnya pada 2024 mendatang.
"MoU dari kerjasama ini akan mencakup ketersediaan bahan baku, beserta analisis rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan, serta rencana implementasi kerjasama penyediaan bahan bakar biomassa untuk PLTU PLN," kata Ikhsan saat hadir dalam penandatangan MoU secara daring, Jumat (22/1).
Ikhsan menambahkan, saat ini untuk program co-firing PLTU PLN terus berjalan. Dari program yang telah dimulai pada 2017 tersebut, dan sudah uji cobakan pada 2019. PLN pun mampu mengidentifikasi 52 lokasi PLTU dengan kapasitas total 18.154 Megawatt (MW) yang berpotensi dilakukan co-firing dengan biomassa.
"Identifikasi 52 lokasi PLTU terdiri dari 13 lokasi PLTU di Sumatera, 16 Lokasi PLTU di Jawa, Kalimantan ada 10 lokasi, 4 unit PLTU di Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi 6 lokasi, serta 3 lokasi PLTU di Maluku dan Papua," jelasnya.
Dirinya pun menambahkan, untuk di tahun 2020 lalu, PLN telah mampu dilakukan uji coba di 29 lokasi PLTU PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari hasil uji coba tersebut, diperoleh analisadi mana hasil uji coba dengan hasil pemantauan kualitas emisi yang jauh lebih baik.
"Seperti diawal tadi, dengan metode co-firing di dalam program transformasi PLN diharapkan akan mendukung peningkatan EBT hingga 23% pada 2025 sekaligus mendukung komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan emisi karbon," pungkasnya.