
Palembang, Gatra.com - Dinas Pekerbunan (Disbun) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), mencatat bahwa dalam setahunnya produksi biji kopi kering di daerah ini mencapai 191.081 ton, dari luas lahan perkebunan kopi seluas 250.198 ribu hektare (ha).
“Per tahun, kami (Sumsel) memproduksi biji kopi kering 191 ribu ton lebih,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Disbun Provinsi Sumsel, Rudi Arpian di Palembang, Jumat (22/1).
Menurutnya, jumlah produksi tersebut rata-rata semuanya berasal dari perkebunan rakyat yang dikelola secara tradisional. “Petani kopi tersebar di 12 kabupaten dan kota di Sumsel. Dari semua daerah itu, ada tujuh daerah yang potensial produksi kopinya yaitu Muaraenim, Empat Lawang, Pagaralam, Lahat, Musi Rawas, OKU, dan OKU Selatan,” katanya.
Dikatakannya, sejauh ini untuk kabupaten dan kota di Bumi Sriwijaya, yang sudah mengantongi Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) untuk kopi Robustanya baru tiga daerah saja, yaitu Kabupaten Muaraenim, Kabupaten Empat Lawang, dan Kota Pagaralam.
Bukan itu saja, sejumlah kelompok petani kopi juga sudah ada yang mendapat Sertifikat Organik dari BIOcert. Mereka adalah Kelompok Tani (KT) Bhineka Tunggal Ika asal Desa Sumber Karya, Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat. Kemudian, KT Harapan Jaya asal Desa Pekuwolan, Kecamatan Buay Rawan dan KT Sinar Mulya asal Desa Bedeng Tiga, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Untuk harga kopi seperti Robusta maupun Arabika di Sumsel, sejauh ini berkisar antara Rp18.000 hingga Rp70.000 per kilogram (kg). “Ya, harapan kita kondisinya bisa terus stabil,” katanya.