Bantul, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan tempat perawatan dan isolasi mandiri untuk pasien positif Covid-19 bertambah 720 tempat tidur dari 72 shelter desa.
Kepala Bagian Pemerintah Desa Pemkab Bantul, Kurniantoro, mengatakan hingga Kamis (21/1) sore, sebanyak 72 desa sudah melaporkan ketersediaan tempat tidur di shelter yang mereka siapkan.
"Jadi tinggal tiga desa yang belum melaporkan tentang keberadaan shelter mandiri. Terakhir mereka melaporkan tengah mencari lokasi pembangunan shelter," kata Kurniantoro, Jumat (22/1).
Menurutnya, proses penyediaan shelter desa butuh waktu lama sejak Desember lalu karena terkendala pembiayaan. Kepala desa kebingungan soal anggaran karena pihak desa merasa tidak mungkin menanggung biaya shelter mengingat APBDes tahun ini sudah ditetapkan.
Kurniantoro menjelaskan, kendala itu sudah menemukan jalan keluar saat dijelaskan bahwa kepala desa berhak menggunakan dana bencana alam tahun yang dialokasikan tiap tahun. Selain itu, sumber anggaran untuk pasien juga bisa ditanggung oleh masyarakat.
"Kami meminta desa menempatkan shelter mandiri ini jauh dari permukiman atau aktivitas penduduk. Shelter juga wajibkan memiliki fasilitas MCK lengkap, area olahraga, dan akses kendaraan roda empat jika terjadi hal buruk," katanya.
Shelter ini bakal merawat pasien Covid-19 tanpa gejala, bergejala ringan, dan tidak memiliki komorbid. Kesehatan harian pasien akan dipantau Satgas Covid-19, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB), dan petugas kesehatan puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja menyatakan Bantul telah menyediakan 230 tempat tidur di RS rujukan Covid-19 dan 200 bed di tiga shelter. Dengan tambahan 720 bed di 72 shelter desa tersebut, totalnya mencapai 1.150 tempat tidur.
"RS rujukan kami minta menambah 20 persen tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19. Jika ditotal, secara keseluruhan Bantul sudah menyiapkan seribu lebih tempat tidur," ujarnya. Namun Agus tak merinci jumlah tempat tidur, terutama di RS rujukan, yang telah terisi dan sisanya.
Sementara itu, Ketua Satgas Penangganan Covid-19 Bantul, Helmi Jamharis, meminta perusahaan yang beroperasi di Bantul menyediakan shelter bagi pekerja yang positif Covid-19. Hal ini karena jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 semakin menipis.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana meminta upaya penambahan kamar perawatan Covid-19 di RS tak terkendala dana dan birokrasi. Menurutnya, situasi Covid-19 DIY sudah sangat mengkhawatirkan. Di tengah penerapan pengetatan kegiatan, kasus harian Covid-19 meningkat signifikan, bahkan mencetak rekor baru dengan 456 kasus.
"Saya menilai hambatan penyelesaian masalah ini karena birokrasi dan sistem anggaran membuat pemda tidak bisa support sesuai harapan. RS dalam kondisi sangat sulit saat ini. Wajar saja kalau tanpa support yang diperlukan mereka hanya alokasi di bawah 20 persen kapasitas RS. Padahal ruangan masih banyak," katanya.