Jakarta, Gatra.com- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat. Program vaksinasi pun tengah berlangsung. Vaksin COVID-19 produksi Sinovac pun telah didistribusikan ke beberapa daerah di Indonesia.
Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, vaksin COVID-19 yang beredar memiliki beragam khasiat. Hal ini telah diuji melalui uji klinik dan pemantauan selama enam bulan. Selain itu, BPOM juga bersinergi dengan Turki dan Brasil yang juga melakukan pengawasan vaksin Sinovac.
Menurutnya, ada tiga aspek dalam menentukan khasiat vaksin yaitu imunogesitas, efikasi, dan efektivitas. Imunogenesitas yaitu peningkatan antibodi dan netralisasi antibodi yang meliputi seropositive, seroconversion, dan geometric mean titer.
“Adanya imunogenesitas, dapat membunuh virus yang masuk ke tubuh. Minimal meningkat 4 kali, pada uji klinik di Bandung meningkat 23 kali. Bagaimana menetralisir virus yang masuk,” ujarnya, Rabu (20/01/2021)
Berbeda dengan efikasi yang lebih melihat pada estimasi penurunan angka kejadian infeksi pada kelompok orang yang mendapatkan vaksin. Kemudian dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan plasebo. Sedangkan efektivitas yakni kemampuan vaksin dalam menurunkan kejadian penyakit infeksi dalam populasi masyarakat.
“Efektivitas baru bisa dilihat setelah vaksinasi setelah bagaimana vaksin bisa menurunkan kasus positif COVID-19. Jaminann keamanan dan khasiat dikawal BPOM. Dikaitkan dengan kredibilitas mutu dan keamanan dari produk obat dan makanan. Ini adalah vaksin dimana aspek kemandirian serta jaminan dari trust berkembang,” tuturnya.
Seperti diketahui, persentase efikasi vaksin dalam studi di Tiongkok mencapai 77,97%, sedangkan di Indonesia mencapai 65,3%. Imunogenesitas di Indonesia juga menunjukkan respon imun yang baik sebesar 99,23%.