Yogyakarta, Gatra.com – Di tengah kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat, kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta justru meroket ke angka tertinggi harian dan mencetak rekor baru dengan 456 kasus. Namun data tempat tidur di rumah sakit rujukan masih misteri.
“Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 456 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 18.258 kasus,” kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Kamis (21/1).
Rekor kasus harian sebelumnya adalah 355 kasus pada 7 Januari lalu. Sebanyak 456 kasus diketahui dari 1.046 orang yang dites PCR, sehingga tingkat positif atau positivity rate mencapai 43,5 persen, lebih dari delapan kali lipat standar WHO yang 5 persen.
Dari 456 kasus, penderita tersebar di semua wilayah DIY, yakni Kabupaten Bantul 182 kasus, Sleman 179 kasus, Kota Yogyakarta 61 kasus, Kulonprogo 20 kasus, dan Gunungkidul 14 kasus. "Kalau hari ini meningkat tajam, ya berarti memang kita semua belum optimal untuk disiplin protokol kesehatan," kata Berty.
Selain kasus baru, penderita yang dinyatakan sembuh mencapai 206 kasus, sehingga total sembuh menjadi 12.053 kasus. Namun hari ini juga dilaporkan kasus meninggal bertambah 9 kasus dengan rentang usia 43-91 tahun. “Sehingga total kasus meninggal menjadi 417 kasus,” kata Berty.
Dengan rincian tersebut, saat ini terdapat 5.788 kasus aktif atau penderita yang belum sembuh. Jumlah ini setara 31,7 persen total kasus. Mereka tengah dirawat di 27 rumah sakit rujukan Covid-19 atau shelter, serta menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun hingga kini Pemda DIY belum juga mengumumkan data ketersediaan tempat tidur di 27 RS itu. Data itu ditutup sejak Minggu (17/1). “Berhubung perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan ketersedian Tempat Tidur (TT) Rumah Sakit Rujukan Covid-19, maka data TT RS belum bisa publis,” kata Berty kala itu.
Terakhir, Sabtu (16/1), diumumkan tersedia 14 tempat tidur untuk pasien kritis dan 61 tempat untuk pasien non-kritikal, meski tak disebutkan rumah sakitnya. Jumlah itu tersisa dari alokasi 76 tempat tidur kritikal dan 677 tempat tidur non-kritikal. Namun penelusuran sejumlah jurnalis sebelumnya menunjukkan mayoritas RS tersebut telah penuh.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah memerintahkan menambah tempat tidur di RS dan laporannya diperbarui secara langsung. Namun Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan data tempat tidur di rumah sakit akan diketahui lewat aplikasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
SPGDT hanya dapat diakses di puskesmas. Alhasil jika sakit, warga diharap datang ke puskesmas dan puskesmas yang akan menentukan perlu-tidaknya seseorang dirawat di rumah sakit, shelter, atau cukup isolasi mandiri.