Home Kesehatan Kata Peneliti Soal Relawan Uji Klinis Tertular Covid-19

Kata Peneliti Soal Relawan Uji Klinis Tertular Covid-19

Bandung, Gatra.com - Tim peneliti uji vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menilai normal jika terdapat 25 relawan uji vaksin Sinovac fase III terjangkit Covid-19. Apalagi orang-orang yang terjangkit Corona itu hanya mengalami gejala ringan. 

Ketua Tim Riset Uji Vaksin Sinovac Unpad, Kusnandi Rusmil mengatakan relawan uji vaksin Sinovac yang melakukan penyuntikan dua kali berjumlah 1620 orang. Dari jumlah itu, peneliti membagi dua, sebanyak 810 disuntik plasebo dan 810 sisanya disuntik vaksin. 

Angka 25 orang relawan yang terjangkit Covid-19 itu terdiri dari kelompok relawan disuntik plasebo sebanyak 18 orang, dan dari kelompok disuntik vaksin menyumbang 7 orang. Jika dibandingkan angka jumlah orang yang terjangkit Covid-19 dari penerima vaksin lebih sedikit dibanding penerima plasebo. 

"Antara kelompok penerima vaksin dan plasebo kita bandingkan, hasilnya penerima vaksin lebih sedikit yang terjangkit. Itu pun terjangkit dengan gejala ringan. Setelah dibandingkan dapatlah efektifitas vaksin itu 65,3 persen," papar Kusnandi saat dihubungi GATRA, Senin (18/1). 

Ia menilai 25 relawan uji vaksin yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan hal normal. Pasalnya, setiap orang mempunyai respons berbeda-beda saat menerima vaksin. 

"Karena gak semuanya orang yang diberi vaksin itu kebal 100 persen, gak semuanya. Jadi orang yang divaksin itu kemungkinan kena penyakit ada tapi kena penyakitnya itu ringan. 

Ada yang 100 persen, ada yang masih kena penyakit tapi ringan. Sebagian besar kan terhindar dari penyakit," jelasnya. 

Kusnandi menjelaskan uji klinis vaksin secara umum mempunyai 3 tujuan, yaitu tingkat keamanan vaksin, tingkat imunogenisitas atau kemampuan vaksin untuk membangun kekebalan tubuh, dan efikasi atau kehandalan vaksin. 

Dari tiga tujuan itu, saat ini sudah dikantongi imunogenisitas sebesar 99 persen, efikasi 65,3 persen, dan terjamin keamanannya. 

"Kalau menurut saya ini baik. Karena WHO kan menyatakan kalau efikasi lebih dari 50 persen kan baik. Kan kita 65,3 persen itu sudah di atas standar WHO, brazil itu 50 persen," pungkasnya. 



 

233