Washington D.C, Gatra.com- Hubungan Amerika dengan China kembali memanas, pasalnya meski akan meninggalkan Gedung Putih, Presiden Donald Trump masih berkeinginan bereaksi terhadap China.

Pada akhir pekan lalu, Trump mengarahkan kepada seluruh departemen pemerintahan untuk mencari cara meminimalkan bahkan menyetop pengadaan barang dan jasa dari China. Hal ini dianggap oleh Trump guna mengurangi resiko dari spionase atau mata-mata demi menjaga keamanan nasional AS.

Dilansir Reuters, Penasehat Keamanan Nasional Robert O'Brien menuduh China menargetkan sistem informasi pemerintah AS untuk catatan personel, rencana militer, dan data lainnya melalui dunia maya dan cara lainnya.

"Untuk alasan ini, Amerika Serikat harus mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi kepentingan Amerika. Kita harus menyesuaikan peraturan dan kebijakan kita serta mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk mengurangi risiko kegiatan spionase teknis dan manusia China yang diarahkan ke Pemerintah Federal," katanya, Senin (18/1).

O'Brein juga mengatakan Trump telah mengarahkan badan pemerintah untuk melakukan peninjauan. "Untuk meminimalkan pengadaan barang dan jasa China oleh Pemerintah Federal," paparnya.

O'Brien tidak memberikan contoh secara spesifik pengadaan yang dia rujuk, tetapi seorang pejabat senior administrasi mengatakan tujuan utamanya adalah untuk melawan upaya China menyusup ke jaringan IT AS.

"Apa pun yang berkaitan dengan perusahaan China yang akan memiliki komponen kit di jaringan kami berpotensi menjadi kerentanan yang dapat digunakan untuk melanjutkan strategi fusi militer-sipil China. Jika ada perangkat keras, misalnya, yang akan masuk ke jaringan kami, itu adalah jenis hal yang dapat menimbulkan potensi kerentanan," katanya.

Sebagai informasi Trump telah memberlakukan kebijakan garis keras terhadap China pada masalah-masalah mulai dari perdagangan hingga spionase dan virus Covid-19.