Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta rumah sakit rujukan Covid-19 menambah tempat tidur pasien dan melaporkannya secara langsung atau real time. Hal ini seiring lonjakan kasus Covid-19 yang membuat mayoritas rujukan RS itu penuh.
Permintaan Sultan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setjaningastutie usai mengikuti rapat koordinasi penanganan Covid-19 di kompleks kantor Pemda DIY, Minggu (16/1). Informasi mengenai rapat itu dipublikasikan di kanal Youtube Humas Pemda DIY, Senin (17/1).
“Pertama, laporan untuk ketersediaan tempat tidur diupayakan semaksimal mungkin bahwa laporannya real on time,” ujar Pembajun. “Jadi tidak menunggu dalam satu hari. Kami akan laksanakan dan akan kami upayakan.”
Selama ini, laporan ketersediaan tempat tidur 27 RS rujukan Covid-19 hari itu diumumkan melalui wartawan dan media sosial Humas Pemda DIY tiap sore hari. Selama beberapa hari terakhir, di tengah lonjakan kasus Covid-19, Pemda DIY mengumumkan tersedia 50-80 tempat tidur per hari.
Namun RS mana saja yang masih menyediakan tempat tidur tak disebutkan. Minggu sore kemarin, Pemda DIY justru tak mengumumkan ketersediaan tempat tidur dengan alasan tengah ada perbaikan sistem laporan.
Sebelumnya, sejumlah media, termasuk Gatra.com, menghubungi 27 RS rujukan Covid-19, Selasa (12/1). Hasilnya, 23 RS penuh, 2 RS masih tersisa tempat tidur khusus perempuan, 1 RS tak menjawab, dan 1 RS khusus menerima pasien gangguan jiwa.
Pembajun menyatakan Sultan meminta ketersediaan ruang isolasi untuk pasien bergejala ringan dan tanpa gejala dimaksimalkan. “Gubernur berharap RS itu hanya untuk pasien yang konfirm Covid-19 bergejala sedang atau berat dan sangat berat,” katanya.
Ia menyebut Sultan pun meminta penerapan lockdown kampung seperti masa awal pandemi. Sekadar mengingatkan, langkah yang digagas warga DIY ini mendapat perhatian pemerintah pusat dan disebut jadi percontohan nasional.
“Jadi setiap kampung, desa, dan kelurahan itu ada lagi gerakan masyarakat untuk menyeleksi siapa yang keluar masuk. Intinya mobilisasi warga bisa dikendalikan agar tidak menjadi kerumunan,” tutur Pembajun.
Di urutan keempat dari pernyataan Pembajun, Sultan meminta seluruh direktur RS meningkatkan kapasitas tempat tidurnya, khususnya bagi RS pemerintah. Selain itu, bupati dan wali kota diminta memilah regulasi penanganan Covid-19 di tingkat daerah tersebut dan tingkat DIY.
Adapun Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan rapat di hari Minggu itu untuk menyikapi lonjakan kasus positif dan ketersediaan tempat tidur di RS.
“Harapannya kabupaten/ kota berkoordinasi dengan RS supaya bisa menambah bed, menyiapkan shelter untuk isolasi diri, supaya tidak timbul kesulitan saat penambahan kasus,” kata Aji.
Dari video rapat tersebut, pertemuan itu turut dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Kulonprogo Sutejo, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi, dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, serta sejumlah pimpinan RS.
“Rapat dengan RS ini untuk bisa rembugan terkait penambahan bed. Jumlah shelter juga akan ditambah dengan memanfaatkan sarana di desa seperti balai desa,” kata Aji.