Sukoharjo, Gatra.com - Agenda event International Rain Festival (IRF) alias Festival Hujan Internasional 2021, batal digelar secara luring. Hal ini mengingat Pandemi Covid-19 masih melanda seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Meski batal digelar secara luring atau offline, kegiatan seni agenda rutin Sanggar Tari Mugi Dance, yang berada di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), ini dilaksanakan secara virtual atau online.
Direktur Artistik IRF yang juga seniman tari internasional, Mugiyono Kasido mengatakan, kegiatan ini telah memasuki perjalanan hingga tahun ke-tujuh. Pada tahun ini, IRF akan berlangsung dengan diikuti peserta dari tiga negara, yakni Indonesia, Perancis dan Meksiko.
Ia menjelaskan, pelaksanaan festival yang akan mulai pada Rabu (20/1) mendatang, mengandalkan teknologi komunikasi. Di mana, penampil dan kurator maupun penonton tidak berada dalam satu ruangan nyata melainkan virtual. Mengingat saat ini juga, di Jawa - Bali, sedang diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sehingga untuk teknisnya, para seniman akan mementaskan karyanya dari tempat tinggalnya masing-masing, dan video dikompilasi dalam balutan Festival Hujan Internasional.
"Para penyaji berasal dari Perancis, Meksiko, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah. Kali ini dengan segala keterbatasan yang ada, seniman tetap berkarya. Ya bagaimana lagi, karena kesehatan tetap hal penting," ucap Mugiyono.
Nantinya bagi masyarakat yang ingin menonton penampilan peserta IRF sambungnya, dapat melihat tayangannya secara gratis di channel YouTube @mugidance. Hanya beberapa penyaji yang tampil secara kelompok sedangkan lainnya karya tunggal.
Sebagai informasi, IRF digelar kali pertama pada 2015 silam di studio Mugi Dance Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Penggagas sekaligus yang menggawangi adalah Mugi sendiri, yang dikenal sebagai koreografer dengan jam terbang tinggi, serta melanglang buana ke berbagai negara untuk mementaskan karyanya.
IRF diketahui tidak melulu menampilkan gelaran seni. Melainkan juga menampilkan beberapa kegiatan edukasi terkait hujan, seperti pembuatan biopori, pembuatan air alkali, pembuatan vertimin. Untuk tahun ini akan memberikan edukasi berupa penanganan evakuasi ular.
Berdasarkan catatan selama penyelenggaraan sejak mulai digelar hingga kini, sejumlah seniman dari berbagai negara telah menampilkan karyanya antara lain dari Argentina, Ekuador, Inggris, Philipina, Meksiko, Singapura dan Jepang.