Pekanbaru,Gatra.com- Kendati gelaran pemilihan walikota Pekanbaru 2022 menunggu rampungnya Rancangan Undang-Undang Pemilu. Aktor politik di kota Pekanbaru mulai bersiap menghadapi ajang tersebut.
Hal ini terlihat dari mulai maraknya baliho pengenalan diri sejumlah politisi pada ruas-ruas jalan protokol di kota Pekanbaru. Disamping itu beberapa partai politik mulai melakukan kerja-kerja politik. PDI Perjuangan misalnya, partai tersebut dengan jelas menyebutkan bakal mengusung Ketua DPC PDI Perjuangan kota Pekanbaru sebagai kandidat.
Sedangkan Partai Keadilan Sejaterah (PKS) sudah mulai membuka perekrutan kader pemula, dengan menjadikan Kota Pekanbaru sebagai area prioritas perekrutan kader baru.
Kepada Gatra.com, pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, menyebut manuver semacam itu menandakan vitalnya peran Kota Pekanbaru sebagai basis elektoral. "Lebih-lebih untuk partai politik, memenangkan Kota Pekanbaru merupakan modal politik strategis untuk persiapan pemilu 2024. Karena kota ini memiliki pemilih terbanyak di Riau. Jadi sangat rasional kalau partai mulai bersiap diri mengutarakan pesan politik sejak dini," jelasnya kepada Gatra.com, Sabtu (16/1).
Pada pemilu 2019 Kota Pekanbaru memiliki jumlah pemilih lebih dari 500 ribu jiwa. Pada tahun tersebut jumlah pemilih se-Riau menembus angka 3,8 juta pemilih. Sedangkan pada gelaran 9 pilkada serentak 2020 di Riau, jumlah pemilih diangka 2,4 juta jiwa.
Sambung Aidil, meski nantinya semua partai politik mengatakan gelaran pilwako Pekanbaru penting. Tapi, hanya ada beberapa partai yang mendapatkan tekanan politik pada gelaran pilwako Pekanbaru. "PKS misalnya. Sebagai partai peraih kursi terbanyak di DPRD Pekanbaru, mereka tidak ingin mengalami kekalahan seperti di Kota Bengkalis. Pada Pilkada Bengkalis 2020 mereka partai pemenang di legislatif, tapi kemudian kalah," jelasnya.
Ia menambahkan, Partai Golkar juga memiliki tekanan. Pasalnya, Golkar menderita kekalahan pada 9 pilkada serentak 2020. Selain itu pada pemilu 2019, Golkar juga terlempar dari unsur pimpinan DPRD Kota Pekanbaru. "Apalagi Ketum Golkar Airlangga Hartato ingin nyapres pada 2024, konsekuensi logisnya pilwako Pekanbaru dengan pemilih terbanyak harus bisa diamankan," tutupnya.
Secara terpisah, Bendahara DPW PKS Riau mengamini pihaknya menjadikan Kota Pekanbaru sebagai tumpuan perekrutan kader baru. Hanya saja, perekrutan kader pemula itu juga ditujukan untuk hal yang lebih besar. "Karena kami ingin jadi pemenang di 2024. Jadi bukan sebatas di Kota Pekanbaru," katanya.