Surabaya, Gatra.com - Mabes Polri baru saja menyatakan bahwa jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182, Co-pilot Nam Air Fadly Satrianto telah diserahkan kepada pihak keluarga pada Jumat (15/1). Pada hari itu juga, jenazah Fadly dapat segera dipulangkan dari Jakarta ke Surabaya.
Perwakilan keluarga di Jakarta yang menjemput jenazah Fadly. Jenazah tiba di Surabaya pukul 01:00 WIB di Bandara Internasional Juanda. Dengan pengawalan kepolisian, mereka mengantar jenazah pilot Nam Air tersebut ke rumah duka di Jalan Tanjung Pinang 72A.
Ibu Fadly, Ninik Andayani, yang dirundung duka sejak Minggu lalu (10/1), tak kuasa menahan tangis saat melihat mobil jenazah berisi peti mati Fadly sempat berhenti di depan rumah duka. Tak lama, rombongan pelayat langsung membawa jenazah Fadly untuk disemayamkan di masjid.
"Anak kami Fadly Satrianto ditugasi dalam satu tim untuk membawa pesawat Nam Air dari Pontianak. Tapi anak kami gugur dalam tugas. Semoga putra kami diterima disisi-Nya," kata ayah Fadly, Sumarzen Marzuki di Surabaya.
Setelah disemayamkan, jenazah Fadly lalu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya. Tak banyak kata yang disampaikan Sumarzen. Ia hanya memohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja maupun tidak semasa hidup almarhum.
Selain itu, dirinya juga berterima kasih kepada Kepolisian, Tim SAR, Pemerintah Kota Surabaya dan semua pihak yang telah berusaha mencari dan menemukan jenazah putra bungsunya. Ia berharap, semua korban tragedi Sriwijaya Air SJ 182 dapat ditemukan.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah kota Surabaya dan jajarannya. Juga kepada TNI AL, Basarnas, dan Kepolisian yang telah membantu mencari putra kami. Good bye ananda Fadly," kata Sumarzen singkat lalu menangis haru.
Juan Setiadi Zenniko, sebagai kakak kandung Fadly, memiliki segudang kenangan bersama adik bungsunya itu. Juan menuturkan, pertemuan terakhir dengan almarhum adiknya pada Sabtu (9/1) pagi atau beberapa jam sebelum bertolak ke Pontianak dengan menumpang Sriwijaya Air yang akhirnya dinyatakan hilang kontak pukul 14:40 WIB.
Saat itu, dirinya bersama adik kedua, Silvy Octavia Zenita, makan bersama di rumah orang tua mereka. Tidak berselang lama, Juan langsung pamit pulang karena baru saja menyelesaikan tugas dinas di luar kota.
"Jadi, kami biasa berbincang. Hanya ada satu hal yang tidak biasa ketika kami foto bersama. Foto tiga generasi itu. Padahal kami tidak pernah melakukan itu (foto bersama). Tapi karena adik saya yang nomor dua meminta, ya sudah," tutur Juan.
Selain pertemuan terakhir tersebut, Juan juga teringat hubungan kakak adik semasa Fadly masih berkuliah di Universitas Airlangga. Juan mengaku sering debat soal idealisme dan lain-lain.
Ditanya soal karir Fadly, ia menuturkan bahwa Fadly sudah memiliki antusiasme di dunia penerbangan sejak lulus dari Universitas Airlangga Surabaya jurusan hukum. Sudah 4 tahun Fadly menerbangkan pesawat maskapai Nam Air.
"Waktu itu, ketemu dengan salah satu pilot dari Lion Air. Sejak itu, Fadly mendapatkan passion-nya (di dunia penerbangan). Jadi, selama ini, itulah yang dicita-citakan tapi tidak pernah diomongkan," katanya.
Ia menyadari, tidak mudah bagi Fadly membangun karir di dunia penerbangan. Menurutnya, sebelum menjadi pilot, harus bersaing dengan 1500 calon pilot lain.
Belum lagi saat sudah menjadi pilot, yang memang harus mengantongi jam terbang yang tinggi. Setelah berhasil menjadi pilot, tidak ada cita-cita besar lain yang diinginkan Fadly, selain membahagiakan orang tua, khususnya sang ibunda.
"Cita-cita terbesar beliau itu hanya ingin membahagiakan orang tua. Itu saja. enggak lebih," tegasnya.
Plt Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana mengatakan, Fadly adalah salah satu pilot kebanggaan yang dimiliki kota Pahlawan. Fadly adalah satu dari sekian banyak pilot jebolan sekolah pilot yang diprakarsai pemerintah kota Surabaya sejak kepemimpinan Tri Rismaharini.
"Fadly adalah salah satu kebanggan Warga Surabaya. Banyak yang bercita-cita jadi co-pilot. Makanya, saat saya dengan bu Risma mengimbau kepada anak Surabaya yang ingin jadi pilot, kami biayai," kata Wisnu.
Sebagai informasi, Mabes Polri menyatakan bahwa Fadly adalah satu dari tiga korban yang jenazahnya sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Sebelum Fadly, ada dua jenazah korban atas nama Asy Habul Yamin dan Okky Bisma yang sudah diserahkan kepada pihak keluarga sejak Kamis (14/1).