Bantul, Gatra.com - Dinas Kesehatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resmi mengoperasikan shelter perawatan pasien Covid-19, Jumat (15/1) di bekas RS Patmasuri, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon. Shelter ini untuk menampung pasien saat kapasitas RS telah penuh.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Bencana Dinkes Bantul Tri Wahyuni mengatakan shelter ini merupakan bagian dari RS Lapangan Bambanglipuro.
Status shelter Patmasuri ini sama seperti shelter sebelumnya yang didirikan di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Sewon dan di Dusun Semaul, Kecamatan Bambanglipuro.
"Kami terus kebut penyiapan sarana prasarana pendukung mulai Senin kemarin. Nantinya shelter ini diperuntukkan bagi penderita Covid-19 bergejala ringan atau tanpa gejala namun tidak memiliki ruang isolasi pribadi yang memadai," kata Yuni di RS Patmasuri, Jumat siang.
Dinkes Bantul menyiapkan 60 tempat tidur bagi pasien. Saat ini 40 tempat tidur sudah siap dan dijadwalkan Jumat sore dipakai untuk menampung 20 pasien yang mendapat rekomendasi untuk dirawat.
Yuni menuturkan, meski kapasitas tempat tidur RS Patmasuri bisa dimaksimalkan hingga 100 unit ranjang, pengelola menghindari kepadatan pasien sehingga menyediakan 60 unit saja. Sisa ruangan digunakan untuk area petugas kesehatan.
"Ini kapasitas yang ideal saat ini. Sisa tempat tidur saat ini tengah kami usahakan tersedia segera. Pengerjaan tinggal penyiapan pada bak penampungan air yang diperbesar kapasitasnya," katanya.
Dihubungi Gatra.com, Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, mengatakan shelter di wilayah desanya ini tidak terlepas dari inisiatif pihak desa, komunitas warga Sambatan Jogja atau Sonjo, dan Dinkes Bantul.
"Ini bentuk keprihatinan dari semua pihak atas kondisi banyaknya pasien terpapar Covid-19 yang tidak tertampung di fasilitas kesehatan. Saat ini kapasitas fasilitas kesehatan sudah maksimal digunakan,"katanya.
Dalam kerjasama ini, Desa Panggungharjo menyiapkan tempat. Adapun Dinkes Bantul menyiapkan sarana prasarana dan tenaga kesehatan. Sedangkan komunitas Sonjo mendukung obat-obatan.
Sementara itu, Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja menyatakan, selain shelter, pihaknya tengah mengebut rumah isolasi mandiri di desa. Seminggu terakhir, petugas puskesmas sudah berkoordinasi dengan desa.
"Namun sampai sekarang kami belum bisa mengupdate data terbaru berapa rumah isolasi yang akan dihadirkan. Mudah-mudahan sebelum akhir bulan sudah bisa beroperasi untuk membantu penyediaan ruang perawatan bagi pasien positif yang terus meningkat," katanya.
Selain itu, guna mempercepat proses pemeriksaan, seluruh RS di Bantul yang berjumlah 11 RS diminta melakukan tes usap PCR sendiri. Dengan begitu, pihak RS tidak perlu menunggu lama karena mengirim dan menunggu penelitian spesimen pasien dari laboratorium.