Jakarta, Gatra.com - Panglima Koarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid memimpin langsung pencarian Pesawat Sriwijaya Air bernomor registrasi PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/01) pukul 14.40 WIB pekan lalu dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
"Sesuai arahan KSALl, Laksamana TNI Yudo Margono yang memberikan semangat dan dukungan penuh kepada seluruh prajurit di lapangan dengan meninjau langsung proses pencarian di lokasi, TNI AL langsung mengerahkan KRI dari Komando Armada I, KRI Teluk Teluk Gilimanuk-531 yang mengangkut Tim Penyelam TNI AL untuk membantu pelaksanaan Operasi SAR yang digelar oleh Basarnas," jelas Rasyid di JICT, Jakarta, Kamis (14/1)
"Kemudian, KRI R.E. Martadinata-331, KRI Tjiptadi-381, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Parang-647, KRI Kurau-856, KRI Tenggiri-865, KRI Cucut-886, serta Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) Denjaka, Kopaska, Taifib dan Dislambair juga membantu melakukan pencarian di tempat jatuhnya pesawat SJ 182" lanjut Pangkoarmada itu.
Selain Itu, TNI AL mengerahkan KRI Rigel-933 yang merupakan kapal survei hidro-oseanografi yang memiliki beragam perlengkapan canggih dengan kategori multipurpose research vessel (MPRV).
Secara umum, dalam misi SAR bawah laut, KRI Rigel-933 menggunakan empat alat yang dioperasikan bergantian, yakni multibeam echosounder, magnetometer, side scan sonar, dan ROV.
Tercatat dari hari pertama, Tim Gabungan SAR berhasil mengevakuasi bagian tubuh korban dan serpihan pesawat. Pada Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim Gabungan Penyelam dari TNI Angkatan Laut dan sudah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Dermaga JICT, Jakarta.
Tersisa Voice Cockpit Recorder (VCR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian. Berdasarkan data manifest, pesawat jenis Boeing 737-500 yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
"Misi pencarian ini merupakan misi kemanusiaan, pencarian tetap kita fokuskan terhadap korban, apapun yang kita temui di bawah selalu diupayakan untuk diangkat. Terhadap Voice Cockpit Recorder (VCR) ada tim khusus yang tetap mengupayakan pencarian juga," pungkas Rasyid.