Wuhan, Gatra.com - Tim ilmuwan internasional yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba pada Kamis di pusat kota Wuhan di China untuk menyelidiki asal-usul virus korona baru, yang memicu terjadinya pandemi di seluruh dunia.
Televisi pemerintah setempat dikutip Reuters, Kamis (14/1) menyebut tim tersebut tiba di pagi hari dengan maskapai dari Singapura dan diperkirakan akan menjalani karantina selama dua minggu. Mereka tiba awal bulan ini, setelah terjadi penundaan kunjungan di China ketika menuai kritik publik.
Sebelumnya, Amerika Serikat menuduh China menyembunyikan tingkat wabah awalnya selama setahun yang lalu, dan menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO yang "transparan" dan mengkritik keputusan kunjungan tersebut, di mana para ahli China mengaku telah melakukan penelitian tahap pertama.
Kali ini, tim tersebut tiba ketika China memerangi kebangkitan kasus di wilayah timur laut, setelah membasmi selama berbulan-bulan infeksi domestik.
Juru bicara WHO menyebut bahwa Peter Ben Embarek, ahli penyakit hewan yang menyebar ke spesies lain di WHO, yang pergi ke China dalam misi awal Juli lalu, memimpin 10 ahli independen.
Hung Nguyen, seorang ahli biologi Vietnam yang merupakan bagian dari 10 anggota tim, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak mengharapkan adanya pembatasan pada pekerjaan kelompok tersebut di China, meski menyebut bahwa pihaknya tidak menemukan jawaban yang tegas.
Setelah menyelesaikan karantina, tim akan menghabiskan dua minggu untuk mewawancarai orang-orang dari lembaga penelitian, rumah sakit, dan pasar makanan laut di Wuhan, di mana patogen baru diyakini telah muncul.
Tim tersebut akan tinggal di Wuhan. Minggu lalu, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Gheybreyesus mengatakan pihaknya "sangat kecewa" ketika China masih belum mengizinkan masuknya tim untuk misi yang telah lama ditunggu, meski pada hari Senin, dia menyambut baik pengumuman rencana kedatangan mereka ke China.
“Apa yang ingin kami lakukan dengan tim internasional dan mitra di China adalah kembali ke lingkungan Wuhan, mewawancarai ulang kasus awal secara mendalam, mencoba menemukan kasus lain yang tidak terdeteksi pada saat itu dan mencoba melihat jika kita bisa mendorong kembali sejarah kasus pertama, ” kata Ben Embarek pada November.
Anggota tim Marion Koopmans, seorang ahli virologi di Pusat Medis Universitas Erasmus di Belanda, mengatakan bulan lalu bahwa terlalu dini untuk mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 telah menular langsung dari kelelawar ke manusia atau memiliki inang pada hewan perantara.