Los Angeles, Gatra.com - Sebanyak delapan gorila di Taman Safari Kebun Binatang San Diego AS, diperkirakan telah tertular COVID-19 dari pawang manusia, setelah salah satu hewan dinyatakan positif.
“Kejadian ini menandai penularan virus pertama yang diketahui pada kera,” kata seorang pejabat kebun binatang pada hari Senin, dikutip Reuters, Selasa (12/1).
Tiga di antara kelompok gorila dataran rendah barat yang terancam punah di taman margasatwa yang luas itu dianggap telah menunjukkan gejala virus seperti pernapasan, batuk. Meskipun tidak ada diantaranya yang tampak sakit parah.
“Diharapkan dapat pulih sepenuhnya,” kata kebun binatang dalam pernyataan online.
Juru bicara kebun binatang Andrew James mengatakan analisis laboratorium terhadap sampel tinja yang dikumpulkan pada Rabu lalu, dari salah satu diantara dua gorila yang awalnya terlihat batuk, mendeteksi keberadaan virus sudah terjangkit dua hari kemudian.
“Hasil positif dikonfirmasi pada hari Senin oleh Laboratorium Layanan Hewan Nasional Departemen Pertanian (USDA),” kata pengelola kebun binatang melalui websitenya.
Meski tes tersebut hanya untuk satu hewan, namun kedelapan gorila tersebut dianggap oleh petugas kebun binatang telah terpapar dan kemungkinan terinfeksi SAR-CoV-2 , (nama ilmiah dari virus yang menyebabkan COVID-19).
“Para gorila ini hidup bersama di habitat alami zoologi kami dan di alam liar, dan kami harus berasumsi, seperti yang kami lakukan dengan keluarga manusia, bahwa semua anggota kelompok keluarga telah terekspos,” kata pengelola kebun binatang.
James menambahkan bahwa pengambilan sampel lendir atau air liur ala manusia (swab) dari individu gorila dianggap terlalu berisiko.
“Gorila diyakini tertular virus dari anggota staf (pengelola manusia) yang tidak menunjukkan gejala, meskipun mematuhi protokol kesehatan hayati yang ketat, dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS,” kata pengelola kebun binatang.
James menyebut langkah-langkah pengendalian infeksi yang ketat telah dilakukan, jauh sebelum pandemi karena kera - sebagai sepupu biologis yang dekat dengan manusia - sangat rentan terhadap patogen yang dibawa oleh manusia, sementara mereka tidak memiliki kekebalan alamiah.
Pejabat kebun binatang mengatakan mereka tidak tahu bagaimana virus corona pada akhirnya akan memengaruhi gorila atau gejala tambahan apa yang mungkin akan terjadi.
"Selain sesak dan batuk, gorila dalam keadaan baik-baik saja," kata direktur eksekutif Taman Safari Kebun Binatang San Diego, Lisa Peterson dalam pernyataan itu.
“Mereka tetap dikarantina bersama dan sedang makan serta minum. Kami berharap pemulihan sepenuhnya,” ujarnya.
Sejumlah gorila di Taman Safari San Diego menempati lahan seluas 1.800 hektare, terdiri dari lima betina dan tiga jantan, termasuk “punggung perak” tua bernama Winston, berusia sekitar 45 tahun.
Setidaknya delapan gorila lainnya yang dipamerkan di Kebun Binatang San Diego belum menunjukkan gejala. Namun, kedua fasilitas tersebut telah ditutup untuk umum karena pandemi sejak awal Desember.
Virus corona juga telah ditemukan di sejumlah spesies hewan liar lainnya di penangkaran, termasuk beberapa singa dan harimau di Kebun Binatang Bronx di New York dan empat singa di Kebun Binatang Barcelona di Spanyol.
“Namun gorila di San Diego adalah kasus infeksi pertama diketahui yang dikonfirmasi pada kera,” kata James.
Gorila merupakan anggota keluarga primata yang dikenal sebagai kera besar, atau hominid, yang juga termasuk simpanse, orangutan, bonobo, dan manusia.
Virus juga muncul di sejumlah anjing dan kucing rumahan.
Bulan lalu, USDA mengatakan telah mengonfirmasi kasus virus korona pertama yang diketahui pada hewan di alam liar, cerpelai, menyusul wabah di antara bulu yang diternakkan menewaskan 15.000 hewan.