Home Ekonomi Pertamina Digugat Mozambik, Ini Peluangnya Menang

Pertamina Digugat Mozambik, Ini Peluangnya Menang

Yogyakarta, Gatra.com - Pertamina menghadapi gugatan atas pembatalan komitmen jual beli gas alam cair (LNG) dari Mozambik pada Februari 2019. Meski keputusan pembelian itu dinilai blunder, Pertamina tak perlu gentar karena punya peluang memenangi gugatan tersebut. 

Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Fahmy Radhi mengingatkan keputusan Pertamina untuk membeli LNG dari Mozambik dengan kontrak 20 tahun itu memang merupakan keputusan blunder.

"Pasalnya, LNG di dalam melimpah ruah, mengapa harus impor dalam jangka panjang, yang semakin membebani defist neraca migas. Harga murah dan kualitas lebih baik bukan alasan yang tepat untuk memutuskan membeli LNG Mozambik dalam jumlah besar dengan kontrak jangka panjang," tutur Fahmy, dalam rilis, Selasa (12/1).

Ia menyebut rencana pembelian LNG dari negara di Afrika itu karena turut campur mafia migas. Untuk itu, saat komitmen itu dibatalkan, Pertamina dianggap mengambil langkah tepat.

"Ada dugaan mafia migas dibalik keputusan blunder tersebut, yang menaguk rente atas pembelian LNG Mozambik. Kalau benar ada permainan mafia migas, keputusan Pertamina membatalkan kontrak pembelian LNG sudah sangat tepat," katanya.

Menurut Fahmy, pembatalan itu koreksi atas keblunderan keputusan sebelumnya. "Keputusan itu sekaligus untuk menghentikan mafia migas dalam pemburuan rente atas impor LNG dari Mozambik," ujar mantan anggota Satuan Tugas Anti Mafia Migas ini.

Untuk menghindari gugatan atas pembatalan itu, menurut Fahmy, Pertamina perlu melakukan berbagai lobi ke Mozambik agar tidak berbuntut gugatan di Arbitase International.

"Kalau lobi gagal, Pertamina tak perlu gentar menghadapi gugatan tersebut. Dengan menyertakan lawyers andal dan argumentasi kuat, bisa jadi Pertamina memenangkan gugatan Mozambik," kata dia.

Fahmy mengatakan pertamina dapat menggunakan argumen sesuai latar belakang rencana pembelian itu. "Salah satu argumennya adalah keputusan kontrak pembelian LNG lebih dipengaruhi oleh mafia migas sehingga merugikan Pertamina," kata dia. 

1620