Jakarta, Gatra.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan bahwa debris atau puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 beserta jenazah korban kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, berpotensi bergerak ke arah pesisir utara Kabupaten Tangerang, Banten.
Demikian hasil simulasi hidrodinamika dan sebaran partikel serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari Tim Uji Komputasi BPPT yang diterima Gatra.com di Jakarta, pada Senin malam (11/1).
Widjo Kongko dalam paparannya menyampaikan, potensi tersebut berdasarkan simulasi untuk dua hari, yakni sampai dengan Selasa (12/1). Nanum, untuk pemodelan pergerakan debris yang lebih akurat , dibutuhkan data lapangan.
"Data lapangan berupa posisi dan waktu ditemukannya serpihan atau jasad saat pencarian atau evakuasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, BPPT khususnya BTIPDP-PTRIM TIRBR membuat simulasi setelah mendapatkan tugas untuk melakukan kaji cepat simulasi hidrodinamika dan sebaran partikel serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar kawasan jatuhnya pesawat nahas itu.
Dari informasi awal bahwa pada Sabtu (9/1), pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami hilang kontak di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu dan diperkirakan jatuh pada koordinat 05057’47,81” LS – 106034’10,76” BT.
"Kajian dilakukan untuk mengetahui kondisi hidrodinamika, khususnya kondisi kecepatan dan arah arus di sekitar lokasi kejadian beberapa hari ke depan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Widjo, kajian ini dapat memperkirakan area pergerakan partikel akibat proses hidrodinamika atau arus pasang surut dan akibat angin di kawasan tersebut.
"Hasil pemodelan hidrodinamika yang telah dikalibrasi, menunjukkan arus dominan ke arah tenggara dengan kecepatan kurang dari 0.2 m/s," ujarnya.