Pekanbaru,Gatra.com- Fungsionaris DPW PKS Riau, Makarius Anwar, menyebut perekrutan puluhan ribu kader pemula PKS merupakan kiat untuk menjadi pemenang Pemilu 2024.
Ia mengatakan perekrutan 10 ribu kader baru di Riau, bukan sekadar mengantisipasi kenaikan ambang batas parlemen, yang dipekirakan meningkat menjadi 5 hingga 7 persen pada pemilu 2024. "Jadi bukan sebatas merespon kenaikan ambang batas parlemen, tapi lebih dari itu kita ingin menang," terangnya kepada Gatra.com di Pekanbaru, Senin (11/1).
Menurut Makarius perekrutan kader pemula dalam jumlah massif diperlukan guna mengoptimalkan kinerja mesin politik. Tanpa sokongan mesin politik yang masif, maka target besar jadi sulit dicapai. "Kan keberhasilan partai politik di ajang politik diukur melalui jumlah kursi parlemen yang diraih. Kalau ingin meraih banyak kursi, tentu butuh kerja-kerja politik yang masif," imbuhnya.
Ketua Fraksi PKS di DPRD Riau itu mengamini, perekrutan puluhan ribu kader pemula merupakan pendekatan yang muncul pasca terpilihnya Ahmad Syaiku sebagai pimpinan partai. Pendekatan tersebut dilakukan dengan mempermudah akses masyarakat bergabung dengan PKS.
Jika dulunya PKS terkesan ekslusif, lanjut Makarius, corak tersebut kini ditinggalkan agar publik yang menaruh minat pada PKS dapat bergabung. "Jadi tidak mesti harus pandai mengaji dulu baru gabung PKS. Saat ini yang penting punya niat untuk gabung, setelahnya nanti partai punya mekanisme untuk kader pemula," tekanya.
Adapun jumlah kursi PKS di DPR RI periode 2019-2024 mencapai 50 kursi atau 8,21 persen, dengan raihan suara 11.493.663 suara. Jumlah tersebut meningkat dari capaian 40 kursi pada pemilu 2014. Lonjakan kursi juga terjadi di DPRD Riau, dari 3 kursi pada pemilu 2014 menjadi 7 kursi pada helat pemilu 2019.
Secara pakar ilmu politik dari Universitas Riau, Dr. Hasanudin, mengungkapkan kemunculan partai Islam belakangan ini, memiliki kecendrungan menggerus suara partai nasionalis. "Jadi kecendrungannya bukan sesama partai Islam yang berebut suara. Tapi ada kecendrungan pemilih Islam di partai nasionalis yang pindah haluan," katanya.