Karanganyar, Gatra.com- Para santri dan pengurus pondok pesantren di Karanganyar menjalani swab tes yang disyaratkan jelang memasuki pembelajaran semester II. Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut menjadi penentu keikutsertaannya di kegiatan belajar mengajar (KBM) pesantren.
"Dimulai Jumat kemarin untuk rapid swab antigen. Secara kolektif dari Ponpes PPTQ Insan Kamil Karanganyar sebanyak 165 orang. Jumat 49 orang, Sabtu 67 orang, Minggu 60 orang dan Rabu depan 19 orang," kata Direktur Klinik Pratama Rawat Inap Griya Husada II, Ita Kusumawati kepada Gatra.com, Minggu (10/1).
Pelaksanaan swab drive thru di area parkir klinik tersebut. Pemohon usai mendaftar, dijadwal pengambilan spesimen. Terlihat para santri yang diantar orangtuanya ke klinik tersebut. Hanya butuh waktu tak lebih dari 5 menit untuk mengambil lendir hidung.
Ita mengatakan, hasil rapid swab antigen diberikan hanya bisa diberikan ke santri, orangtuanya maupun manajemen yayasan pesantren. "Jika hasilnya positif, disarankan isolasi mandiri sampai sembuh. Setelah itu swab lagi sampai hasilnya negatif. Sebab dari ponpes mensyaratkan hal itu," katanya.
Klinik yang didirikannya itu melayani rapid tes antibodi, antigen dan swab PCR setiap hari untuk perorangan maupun kolektif. Beberapa pondok pesantren lain mempersilakan syarat itu dipenuhi mandiri sedangkan lainnya difasilitasi manajemen ponpes. "Tidak semua ponpes pakai rapid antigen. Ada juga yang minta layanan swab PCR," katanya.
Manajemen klinik ini memberlakukan tarif lebih murah jika melayani secara kolektif. Salah seorang wali santri PPTQ Insan Kamil, Eko Supriyadi mengatakan selain syarat surat negatif covid-19, manajemen ponpes juga mensyaratkan santri isolasi mandiri di rumahnya dan pernyataan kesanggupan mengikuti pendidikan di asrama. "Setelah masuk asrama enggak bisa bebas pulang. Hanya bisa ditengok. Itu pun aturan prokes sangat ketat. Sudah rutin sejak pandemi," katanya.