Amman, Gatra.com - Otoritas pemerintah Yordania mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyetujui vaksin virus korona produksi Sinopharm China, sebagai penggunaan darurat, setelah sebelumnya memberi lampu hijau pada vaksi produksi AS-Jerman, Pfizer-BioNTech.
"Penggunaan darurat ... vaksin Sinopharm untuk melawan virus corona baru telah diizinkan," kata kepala administrasi Makanan dan Obat-obatan Yordania, Nizar Mheidat, kepada televisi pemerintah, dikutip AFP, Minggu (10/1).
"Ini adalah vaksin kedua yang tersedia untuk digunakan di Yordania setelah vaksin Pfizer / BioNTech. Disetujui Yordania pada bulan Desember,” katanya kepada televisi Al-Mamlaka.
Sinopharm China mengatakan vaksinnya memiliki tingkat kemanjuran 79 persen.
Menteri Kesehatan Nazir Obeidat mengatakan akhir bulan lalu bahwa kerajaan telah memesan satu juta dosis vaksin Pfizer / BioNTech.
Dia juga mengatakan bahwa Yordania berharap dapat mengakses 650.000 dosis vaksin AstraZeneca / Oxford melalui program Covax global, dan bahwa negara tersebut memiliki kesepakatan dengan grup AS Johnson & Johnson.
Adapun tanggal dimulainya kampanye vaksinasi Yordania belum diumumkan. Awalnya menargetkan vaksinasi 20-25 persen dari 11 juta populasinya.
Otoritas kesehatan memperkirakan dosis vaksin Pfizer / BioNTech akan tiba di negara tersebut pada akhir Januari atau awal Februari.
Pusat kesehatan di seluruh negeri akan dilibatkan dalam peluncuran tersebut.
Menteri kesehatan mengatakan pada November bahwa vaksin akan didistribusikan secara gratis kepada warga Yordania dan warga asing.
Pihak Kerajaan Hashemite telah secara resmi mendaftarkan lebih dari 305.000 kasus virus korona baru dan hampir 4.000 kematian.