Slawi, Gatra.com - Panca Widia Nursanti, seorang guru asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menjadi salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pihak keluarga berharap perempuan 47 tahun itu bisa ditemukan.
"Harapan kami supaya pencarian dilakukan maksimal, sampai ketemu kalau bisa. Seperti apapun kondisinya nanti, semoga bisa ketemu," kata kakak Widia, Nur Eka Cahyaningsih (54) saat ditemui di Desa Surokidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Minggu (10/1).
Nur mengungkapkan salah satu penanda adiknya yang diharapkan bisa membantu tim pencari melakukan identifikasi korban yang ditemukan.
"Adik saya pakai cincin dua ditangannya, satu cicin kawin satunya cincin ada permatanya warna biru," ungkapnya.
Menurut Nur, anak pertama Widia sudah dimintai sampel DNA di Bandara Supadio, Pontianak untuk memudahkan proses identifikasi. Pihak keluarga di sana juga terus menunggu perkembangan upaya pencarian.
"Suaminya sama anak pertamanya ada di bandara, menunggu kabar," ujarnya.
Salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air, Panca Widi Nursanti, diketahui berasal dari Desa Surokidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Saat kejadian, dia sedang dalam perjalanan ke Pontianak.
Di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat itu, Widia sehari-hari bekerja sebagai guru di SMKN 3 Pontianak. Dia tinggal bersama suami dan empat anaknya.
Pada Selasa (22/12) Widia pulang ke Kabupaten Tegal untuk menengok ibunya yang sakit. Dua pekan di Tegal, dia kemudian pulang kembali ke Pontianak. Naas, pesawat yang digunakan hilang kontak dan dipastikan jatuh di perairan Pulau Seribu.
Pesawat dengan nomor penerbangan SJ-182 itu diketahui mengangkut 62 orang. Terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru. Penumpang meliputi 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.