Jakarta, Gatra.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendirikan posko di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk mendukung evakuasi pesawat Sriwijaya SJ-182 yang mengalami kecelakaan di sekitaran Pulau Seribu, Sabtu (9/1/2020) kemarin.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan sejak tadi malam. Mulai dari menyediakan kantong jenazah hingga Ambulans Gawat Darurat (AGD) untuk mengevakuasi korban pesawat naas ini. "Kita bikin posko dan juga kita menyiapkan kantong-kantong bila perlu untuk jenazah," kata Anies Baswedan di Jakarta, Minggu (10/9).
Ia juga menyebut, pihaknya telah mengirim sejumlah personel ke posko JICT untuk membantu proses evakuasi. "Tadi malam yang di sana sekitar 30 sampai 40 orang. Pemerintah mendukung untuk melakukan operasi," ucapnya.
Anies menambahkan, jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya pencarian pesawat Sriwijaya. Diharapkan, pesawat yang sudah hilang kontak sejak kemarin siang itu bisa segera ditemukan. "Seluruh kebutuhan tim yang beroperasi di sana kita siap dukung supaya bisa menjalankan tugas dengan baik," ucapnya.
Sebelumnya, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjend Bambang Suryo Aji mengatakan, pesawat Sriwijaya diduga jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, antara Pulau Laki dan Pulang Lancang. "Jadi posisi pesawat setelah lost contact itu berada di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, kurang lebih jaraknya sekitar 1,5-2 mil, kalau dari Tanjung Kait, sekitar kurang lebih 3 mil ya," kata Suryo saat konferensi pers secara virtual, di Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Saat dilakukan pencarian di lapangan, tim Basarnas menemukan beberapa serpihan pesawat yang mencurigakan. Sayangnya, pihak Basarnas masih belum bisa memastikan apakah serpihan ini milik pesawat Sriwijaya jenis Boeing 737-500 dengan registrasi PK-CLC atau bukan. "Kita masih belum bisa memastikan itu adalah bagian dari pesawat Sriwijaya. Barang-barang tersebut sudah ada di kapal kita dan rencananya akan kita tarik," ujar Suryo.
Jika dilihat dari peta maksimal kedalaman Pulau Lancang dan Pulau Laki, sekitar 20-23 meter. Namun, lanjut Suryo, pihaknya belum mengetahui pasti titik letak jatuhnya pesawat tersebut. "Kita belum tahu pasti di mana posisinya, dan peralatan-peralatan yang ditemukan di lapangan termasuk tim gabungan kita sekarang menjadikan barang bukti untuk diteliti lebih dalam, apakah itu bagian dari pesawat Sriwijaya apa bukan," jelasnya.