Palembang, Gatra.com - Pesawat Srwijaya Air SJ-182 dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu setelah mengalami hilang kontak pada Sabtu (9/1), sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat yang membawa 56 orang dengan rincian 50 penumpang, dua pilot, dan empat kru kabin tersebut diduga jatuh di perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu.
Kabar tersebut tentu membuat dunia penerbangan Indonesia kembali berduka. Terlebih, ada beberapa warga Sumatera Selatan (Sumsel) yang disebut-sebut turut dalam penerbangan bersama Sriwijaya Air itu.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, hingga kini pihaknya masih mencari informasi resmi terkait kabar adanya dua warga Sumsel yang ikut jadi korban pesawat naas tersebut. “Saat ini kita belum dapat informasi resmi siapa warga Sumsel yang turut dalam penerbangan itu. Kita masih tunggu,” ujarnya di Palembang, Minghu (10/1).
Deru mengaku kaget dengan musibah jatuhnya pesawat. Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, pribadi, keluarga ikut sedih dan belasungkawa yang mendalam. “Belum dapat info resmi kalau ada warga kita yang ikut jadi korban. Tentunya atas kejadian ini ikut sedih dan merasakan duka cita yang mendalam. Semoga para korban ditemukan dalam kondisi selamat. Dan yang meninggal diberikan tempat yang layak disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk keluarga korban tentu kita do'akan agar diberikan ketabahan,” katanya.
Dugaan sementara ada sejumlah warga Sumsel yang turut menjadi penumpang pesawat naas tersebut. Di antaranya Rion Yogatama warga Jalan Kenanga II Lintas, Kelurahan Senalang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau.
Kemudian, Indah Halimah Putri yang disebut sebagai warga Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di Kepulauan Seribu tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Situs FlightRadar24 menyebut pesawat itu kehilangan ketinggian 10 ribu kaki dalam satu menit.