Sukoharjo, Gatra.com- Perwakilan warga Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, menggeruduk kantor Dinas Lingkungan Hidup lama di Jombor, Jumat (8/1). Mereka mengeluhkan bau limbah pabrik yang menyengat sejak beberapa waktu terakhir.
Kepala Desa Pengkol, Sugiyo mengatakan, dirinya mendampingi perwakilan warga untuk menyampaikan keluhan ke DLH. Warga merasa terganggu dengan aroma limbah yang menyengat.
"Perwakilan saja ada 6, semula banyak warga yang akan datang. Karena berpotensi kerumunan, maka hanya 6 saja perwakilan yang diijinkan," kata Sugiyo.
Menurut Sugiyo, aroma tidak sedap itu diduga kuat berasal dari PT RUM yang sebagian instalasi pabriknya berada di Desa Pengkol. Aroma limbah sangat mengganggu aktifitas warga.
"Baunya setiap saat, tempo waktunya itu kadang-kadang ya sampai setengah jam. Kadang-kadang ya lama, kadang-kadang 5 menit. Mungkin tergantung cuaca maupun arah angin," ujarnya.
Akibat bau tidak sedap tersebut, segala aktivitas tidak nyaman baik bagi kegiatan kemasyarakatan maupun kegiatan peribadatan. Meski ada penjelasan dari hasil laboratorium bahwa tidak ada racunnya, namun bila kondisi seperti ini terus membuat tidak nyaman warga.
"Warga meminta, kalau memang belum bisa menghilangkan bau tolong berhenti dulu untuk produksi. Kemudian, produksi yang lain saja apakah tidak bisa, jangan untuk pabrik rayon," terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setyono mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirim surat ke manajemen PT RUM pada beberapa hari lalu. Intinya, manajemen PT RUM diminta untuk mengurangi jumlah produksi sembari melakukan pembenahan untuk mengatasi limbah udara secara tuntas.
"Kita juga sudah mengambil sampel air sungai di belakang lokasi pabrik. Saat ini, keluhan masyarakat masih seputar limbah udara sehingga penanganannya menjadi prioritas utama. Saya juga sering mencium bau busuk saat malam hari," ucapnya.
Menurut Agustinus, ada gangguan atau kerusakan blower di sekitar instalasi pengolahan air limbah. Sehingga emisi gas H2S terbawa angin yang dihirup masyarakat di wilayah Kecamatan Nguter, Bendosari, Sukoharjo hingga Polokarto.
"Saat ini, manajemen pabrik tengah berupaya memperbaiki blower yang
rusak," bebernya.
Sementara itu, General Manager (GM) HRD PT RUM, Hario Ngadiyo mengatakan, blower tersebut dipasang di sekitar Waste Water Treatment Plant (WWTP) atau instalasi pengolahan air limbah. Saat ini, WWTP ditutup dengan plastik tebal untuk menekan emisi gas H2S agar tidak terbawa angin.