Prabumulih, Gatra.com - Institut Agroekologi Indonesia (Inagri) dan didukung oleh Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field, mewujudkan kebun eduksi yang merupakan bagian dari program Sampah Jadi Berkah.
Kebun ini berada di Kelurahan Muntang Tapus, Kota Prabumulih, Sumsel. Kebun yang dibuka pada 2018 lalu ini menjadi sebuah percontohan dan memberikan edukasi rutin mulai dari kegiatan budidaya sayur sehat dan pengelolaan sampah secara terpadu.
Kepala Kebun Edukasi Sarah, Avidia Ariyansyah mengatakan sejak dibukanya kebun ini pada tahun 2018, pihaknya rutin menyelenggarakan kegiatan edukasi.
Pertama, edukasi Pendidikan Dasar Konservasi Alam dan Lingkungan (PASAR KALANGAN) yang dilakukan sebulan sekali untuk anak-anak usia taman kanak-kanak, SD, SMP, hingga SMU.
Kedua, Sarah Workshop on the Weekend (SARAH WOW) yang dapat diikuti kalangan umum usia dewasa. Namun, sejak pandemi kedua program ini sempat tertunda.
"Tapi pada Desember 2020, program ini kembali digelar hanya dengan pembatassan jumlah peserta menerapkan protokol kesehatan sesuai ketentuan," katanya, Jumat (8/1).
Selain kedua program tersebut, saat ini pihaknya melakukan satu terobosan yakni menggalakan gaya hidup sehat masyarakat perkotaan di Prabumulih. Khususnya, kalangan milenial, baik umum maupun mahasiswa dengan membuka program magang.
“Saat ini ada empat mahasiswa yang sedang magang di Kebun Edukasi Sarah. Satu dari jurusan agronomi UGM, dan tiga orang dari fakultas pertanian Universitas Sriwijaya,” ujarnya.
Program ini dilaksanakan selama 16 hari. Meskipun begitu, peserta magang ini dibolehkan untuk terus berlajar walaupun telah mencapai batas waktu. Selama proses magang, mereka dipandu untuk memahami dasar-dasar pertanian alami yang mungkin mengilhami kaum milenial untuk menyukai kegiatan pertanian.
"Program magang ini mulai banyak diminati meski saat ini ditengah pandemi," terangnya.
Ditempat yang sama, salah satu peserta magang dari Universitas Gajah Mada, Andin mengaku tertarik dengan program magang di kebun edukaasi ini. Apalagi, saat iini perkuliahan dilakukan secara daring.
Menurutnya, program ini sangat membantunya dalam melakukan praktikum secara mendiri serta dapat menambah pengetahuannya.
"Ini sangat menarik dan tentunya dapat menambah pengalaman saya," singkat mahasiswi jurusan Agronomi ini.
Sementara itu, Guru besar bidang keahlian Biologi dan Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Siriwijaya, Prof. Nuni Gofar mengatakan, program ini merupakan kegiatan dari kebijakan Mendikbud Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan mendorong mahasiswa, untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna memasuki dunia kerja.
Mantan Kepala Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Universitas Sriwijaya, ini juga menjelaskan bahwa kegiatan magang sebetulnya sudah sejak beberapa tahun lalu, menjadi mata kuliah pilihan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
“Melalui kegiatan magang, mahasiswa diharapkan dapat menyelaraskan ilmu yang dipelajari di kampus dengan kegiatan pertanian di tempat pemagangan," tutupnya.