Home Gaya Hidup Sarolangun Mulai Berlakukan Belajar Tatap Muka

Sarolangun Mulai Berlakukan Belajar Tatap Muka

Sarolangun, Gatra.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi mulai menerapkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tingkat sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara tatap muka, sejak Senin (4/1).

"Ya, Kebijakan ini sesuai dengan SKB 4 Mentri tentang pembelajaran tatap muka. Kita sudah rapat bersama korwil, Kepala sekolah tentang pelaksanaan ini," kata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun Helmi kepada Gatra.com, Rabu (6/1).

Helmi mengatakan, kebijakan Pemerintah Kabupaten Sarolangun itu disambut baik oleh koordinator wilayah pendidikan, seluruh pihak sekolah, para orang tua dan komite sekolah serta para siswa yang semangat untuk datang ke sekolah.

"Dan sejak hari pertama kemarin kita bersama tim sudah turun ke sekolah-sekolah, tentunya agar protokol kesehatan (Prokes) harus tetap dijalankan," katanya.

Helmi menyebut, karena pelaksanaan pembelajaran tetap harus mematuhi protokol kesehatan covid-19, mulai dari menggunakan masker, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh hingga jaga jarak.

"Pembelajaran juga dilakukan dengan sistem sif agar siswa tidak menumpuk seperti hari biasanya, terutama bagi sekolah yang banyak siswanya," ujar Helmi.

Helmi menjelaskan, bahwa dalam memantau pelaksanaan ini pihaknya menurunkan sebanyak 5 tim di lima kecamatan, yakni Kecamatan Sarolangun, Kecamatan Bathin VIII, Kecamatan Pelawan, Kecamatan Singkut dan Kecamatan Pauh.

Dari Monitoring itu, terlihat sekolah telah menyiapkan sarana protokol kesehatan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dan sesuai standar operasional prosedur yang telah diinstruksikan ke sekolah.

"Sampai saat ini dari kesiapan alat dan tenaga pengajar belum ada kendala, dan mulai dari wali murid, guru, siswa sangat antusias menyambut pembelajaran tatap muka ini," katanya.

Selain itu, kata Helmi, proses tatap muka di masa pandemi virus corona ini tetap diimbau untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, sehingga para orang tua tidak ada paksaan untuk mengizinkan anaknya untuk masuk sekolah.

"Kalau orang tua keberatan silahkan mengajukan ke sekolah untuk belajar secara daring atau jarak jauh, sebab pemerintah telah menyiapkan opsi itu. Dan hari ini memang kita ada laporan orang tua tidak mengizinkan karena belum siap dan itu hak dari pada orang tua," kata Helmi.

152