Palembang, Gatra.com - Tampaknya pengrajin tahu dan tempe harus ikut menanggung beban kenaikan harga bahan baku kedelei. Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengimbau agar produsen tahu dan tempe untuk jangan menaikan harga terlalu tinggi, apalagi kondisi saat ini masih di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
“Kami mengimbau para produsen (tahu dan tempe) tidak menaikkan harga di masa pandemi yang belum berakhir ini,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Konsumsen dan Tata Niaga Disdag Provinsi Sumsel, Iwan Gubawan di Palembang, Rabu (6/1).
Para perajin memang menghadapi kondisi sulit. Harga kedelai yang sebelumnya berkisar antara Rp6.500 hingga Rp7.000 per kg, kini tembus hingga Rp10.000 per kilogram (kg).
Disdag provinsi setempat tidak dapat mengintervensi harga kedelai impor karena menjadi domain di tingkat Kementerian atau Pemerintah Pusat.
“Kami (Disdag Provinsi Sumsel) saat ini sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Sumsel guna mengetahui faktor apa-apa saja yang membuat harga bisa naik,” ujarnya.