Cilacap, Gatra.com – Pondok Pesantren El Muslim di Desa Pesahangan, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap mengembangkan kurikulum pesantren yang dikombinasikan dengan potensi lokal, yakni pertanian.
Ketua Yayasan Nurjalin, DR Fathul Aminudin Aziz mengatakan di pesantren yang terintegrasi dengan SMK ini, santri tak hanya mengaji, akan tetapi juga berlatih pertanian secara intensif. Salah satu yang menjadi fokus adalah budidaya tanaman buah-buahan bernilai tinggi, terutama durian.
“Diajak untuk terjun langsung ke lahan pertanian, yang juga berfungsi sebagai laboratorium lapangan. Di lain sisi, siswa juga belajar teknologi informasi (IT) di SMK,” katanya.
Menurut dia, pertanian menjadi pendidikan vokasi yang penting untuk santri. Pasalnya, sebagian besar santrinya memang berasal dari pedesaan dengan latar belakang keluarga petani. Di pesantren ini, santri diajari untuk mengidentifikasi jenis komoditas yang menjanjikan dan bernilai ekonomi tinggi.
“Sebagian besar petani kita memiliki kurang dari setengah hektare lahan. Itu belum cukup untuk menopang hidup, jika tidak ada upaya intensifikasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, santri belajar teknik budidaya durian, alpukat, jambu kristal, dan tanaman buah lainnya. Di luar itu, mereka juga bercocok tanam sayuran, padi, dan komoditas hortikultura lainnya. Komoditas andalannya adalah durian, sehingga pesantren ini juga dikenal dengan julukan Pesantren Durian.
Di tempat yang sama, santri juga belajar merawat pandan. Tanaman penting untuk masyarakat Pesahangan dan sekitarnya yang mayoritas berprofesi sebagai perajin tikar. Di lokasi yang sama, ada sekitar enam hektare kebun durian yang dikelola dan dikerjasamakan oleh Yayasan Nurjalin dan Pondok Pesantren El Muslim dengan masyarakat sekitar.
Di luar kegiatan bertani, santri juga bersekolah di SMK yang didirikan terintegrasi dengan pesantren. Di satu sisi, santri mempelajari pertanian, namun di sisi lainnya juga belajar teknologi atau IT. Kombinasi keahlian pertanian dan kemampuan IT ini akan mendongkrak sektor pertanian di masa mendatang.
“Harapannya, generasi muda bisa meningkatkan produktivitas pedesaan dari sektor pertanian yang ditopang dengan teknologi. Intensifikasi pertanian dan pemilihan komoditas unggul menjadi strategi,” kata Aziz.