Pekanbaru,Gatra.com- Awal tahun warga kota Pekanbaru dihadapkan dengan meroketnya harga cabai. Varian cabai keriting asal Bukittinggi misalnya, dari harga eceran Rp50.000 per kilogram menjadi Rp75.000 per kilogram. Lonjakan harga juga terjadi pada cabai rawit dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp100.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, mengakui terjadinya kenaikan beberapa bahan pokok setempat.
Menurutnya lonjakan harga dipicu meningkatnya permintaan pada moment perayaan Natal dan tahun baru, khususnya saat pergantian malam tahun baru. Meski kini harga cabai melambung tinggi, lanjut Igot, kenaikan harga ini bersifat sementara dan akan kembali normal ketika supplai bahan kebutuhan pokok stabil.
"Ini sifatnya fluktuatif, lantaran supplai bekurang sedangkan permintaan meningkat," kata Ingot, Rabu (6/1).
Igot mengatakan sebagian besar pasokan bahan pokok untuk Provinsi Riau berasal dari luar daerah, terutama Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan harga bahan pokok di Riau sangat dipengaruhi situasi daerah asal.
Faktor lain dari penyebab kenaikan harga cabai yakni, adanya libur akhir tahun yang membuat petani mengurangi aktivitasnya. Sehingga berdampak pada produksi, namun selepas liburan akhir tahun, suplai bahan pokok ke Pekanbaru bakal membaik.
Selain lonjakan harga cabai, Disperindag juga mendapati kenaikan harga juga terjadi pada telur dan daging ayam ras. Harga ayam ras naik dari Rp25.000 menjadi di kisaran Rp30.000 per kilogram dan telur ayam tertinggi masih di kisaran Rp1.800 per butir naik dari sebelumnya Rp1.500 per butir.