Home Ekonomi Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tempe Naikkan Harga

Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tempe Naikkan Harga

Blora, Gatra.com - Melonjaknya harga kedelai membuat perajin tempe terpaksa mengurangi produksinya. Selain itu, mereka juga menaikkan harga jual tempe agar tetap bisa berproduksi. 

Bambang, perajin tempe di Desa Sumberejo, Kecamatan Rembang ini, mengaku bahwa sebelum harga kedelai naik menjadi Rp9 ribu per kilonya, ia masih mampu memproduksi sebanyak 2 kuintal setiap harinya. Namun saat ini, produksinya ia kurangi karena semakin mahalnya harga kedelai. 

"Saat ini saya hanya produksi 1,5 kuintal saja, dulu, ya bisa 2 kuintal lebih. Tapi harga kedelai terus-terusan naik. Jadi rasanya berat untuk bisa produksi normal. Apalagi pasti banyak pembeli yang mengeluh," kata Bambang, Selasa (5/1). 

Baca Juga: Kedelai Langka di Pasaran, Harga Melonjak

Selain itu, naiknya harga kedelai membuat Bambang terpaksa menaikkan harga tempe. Pasalnya, jika harga tidak dinaikkan, bisa merugi cukup besar. 

"Saya naikkan Rp500. Jadi yang Rp3.000 jadi Rp3.500. Yang Rp5.000 jadi Rp5.500 mas. Tapi untuk ukuran tetap sama, kualitas juga sama," ucapnya. 

Hal yang sama dilakukan Kartini, perajin tempe di Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan Blora. Ia terpaksa menaikkan harga jual tempenya untuk menyiasati melonjaknya harga kedelai. 

Baca Juga: Pedagang Tahu Tempe Mengeluhkan Kelangkaan Kedelai

"Harga kedelai naik, ya harga juga saya naikkan mas. Saya inikan jual kiloan. Per kilonya saya naikkan Rp2.000 juga, yang biasa Rp10.000 jadi Rp12.000. Kalau ukuran tetap sama tidak saya perkecil," ungkapnya. 

Ibu tiga anak ini mengaku sudah berjualan tempe sejak 1977. Setiap harinya, ia mampu memproduksi tempe sebanyak 50 kilo. "Kalau produksi tetap sama mas. Cuma harga saya naikkan saja. Lha gimana, harga kedelai naik, masak tempe gak saya naikkan. Kan bisa rugi saya," ungkapnya. 

Meski begitu, ia berharap agar harga kedelai bisa kembali normal seperti semula. "Jadi perajin tempe tidak susah," harapnya.

278