Home Teknologi Ganjar Gigit Jari, Hanya Dapat 35 Unit GeNose UGM

Ganjar Gigit Jari, Hanya Dapat 35 Unit GeNose UGM

Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo gagal memborong GeNose, alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

“Saya mau membeli 100 unit GeNose, tapi baru dapat 35 unit. Ternyata masih terbatas produksinya, baru 10 hari berproduksi karena izin edar baru keluar,” katanya, Selasa (5/1).

Menurut Ganjar, ia ingin memborong GeNose, karena harganya murah yakni Rp62 juta per unit. Satu alat bisa digunakan untuk mengetes 100.000 orang, sehingga secara kalkulasinya jauh lebih murah dibanding alat tes Covid-19 lainnya.

“Kalau bicara politik kesehatan, maka ini sangat murah karena bisa mengcover banyak orang. Kalaupun masyarakat harus bayar sendiri untuk tes ini, kisarannya Rp15.000 dan biaya tambahan lainnya total hanya Rp25.000, maka sangat terjangkau,” ujarnya.

Biaya ini lebih murah dibandingkan biaya rapid test senilai Rp150.000 dan PCR swab test yang biayanya Rp900.000 .

Untuk menguji kualitas alat GeNose tersebut, Ganjar datang langsung mengunjungi tempat produksi di UGM Science Technopark Yogyakarta, Selasa (5//1).

Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini lalu mencoba menghembuskan nafas dan dimasukkan ke kantong plastik khusus yang telah disiapkan.

Setelah itu, kantong dimasukkan ke alat GeNose yang terkoneksi dengan laptop. Dalam hitungan waktu tiga menit saja, hasilnya sudah keluar dan Ganjar dinyatakan negatif.

“Cara kerjanya sangat simpel dan waktu yang dibutuhkan sangat cepat, yakni maksimal tiga menit sudah keluar hasilnya apakah positif atau negatif. Ini waktu yang sangat cepat, dibanding dengan tes lain misalnya PCR,” ujar Ganjar.

Mengetahui efektifitas GeNose dan harganya yang murah, Ganjar mengusulkan agar pemerintah Indonesia menetetapkan sebagai alat uji resmi Covid-19.

“Bila semua Puskesmas di Indonesia memiliki alat GeNose, maka proses tracing Covid-19 lebih cepat dan para surveilans yang bekerja di lapangan akan sangat terbantu dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujar Ganjar.

Menurut Ketua Tim GeNose C-19, Prof. Kuwat Triyana menerangkan, cara kerja GeNose adalah mendeteksi senyawa organik bernama Volatile Organic Compound (VOC) hasil proses metabolik virus Covid-19 di dalam tubuh melalui hembusan nafas.

Pengujian GeNose sudah dilakukan berkali-kali dengan ribuan orang yang berbeda. Setelah pengujian itu, otak mesin tersebut telah dikunci untuk mendeteksi senyawa yang berbahaya khususnya Covid-19.

"Tingkat akurasi mesin ini bisa mencapai 97 persen. Untuk pengujiannya, hanya membutuhkan waktu maksimal tiga menit,” ujar Kuwat.

663