Jakarta, Gatra.com - Briket arang kelapa hasil UMKM Indonesia diekspor ke Turki. Sebanyak 20 ton atau 1 kontainer briket arang kelapa telah tiba di pelabuhan Istanbul, Turki, pada akhir tahun kemarin dan satu kontainer lainnya dijadwalkan tiba sekitar 17 Januari 2021.
Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (Perpaki), Yogi Abimanyu, dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1), menyampaikan, sebanyak 50% briket tersebut nantinya akan didistribusikan di wilayah lokal Istanbul.
Sedangkan sisanya, lanjut Yogi, di antaranya akan dikirimkan secara parsial dari Istanbul ke sejumlah negara, yakni Bosnia, Albania, Perancis, dan Rusia menggunakan moda transportasi darat dan laut.
"Pengiriman melalui Selat Bosporus melewati Laut Hitam dan Kanal Danube (waterway) yang membelah wilayah Balkan dan Eropa Timur tembus sampai ke Eropa Barat melalui River Rhein, Jerman," ungkapnya.
Kemudian, briket arang kelapa ini juga dikirim ke mitra reseller di New York, Amerika Serikat (AS), melalui Samudera Atlantik menggunakan moda transportasi laut (LCL container).
Pengiriman tersebut dilakukan melalui mitra atau reseller dari Karya Sinerji Ltd. Sti, perusahaan distribusi briket arang yang didirikan di Turki oleh anggota Perpaki hasil koloborasi DPP Perpaki dan DPD Perpaki Jawa Tengah (Jateng).
Menurut Yogi, ke depan pihaknya juga akan mendistribusikan (re-export) untuk permintaan segmen pasar retail produk briket arang kelapa dari Indonesia dengan konfigurasi konsolidasi cargo memanfaatkan kawasan Free Trade Zone (FTZ) yang ada di wilayah Turki menuju negara sekitarnya.
Perpaki optimistis bahwa pendirian perusahaan distribusi dan jaringan reseller yang telah diritintis bisa menjadikan komoditas ekspor ini bersaing di era perdagangan bebas pasar global. Terlebih, arang kelapa Indonesia merupakan salah satu terbaik di dunia.
Adapun soal pemilihan Turkri sebagai lokasi pendirian gudang dan pasar, lanjut Yogi, mengingat posisi geografisnya sebagai sentra distribusi (distribution hub). Posisi Turki tersebut akan semakin strategis dalam memperlancar kesinambungan antara produksi dan arus distribusi produk UMKM dari Indonesia ke sejumlah negara di daratan benua Asia dan Eropa.
"Setidaknya dengan menyiapkan stok produk briket arang kelapa di gudang sentra distribusi (distribution center) milik Kaya Sinerji Ltd. Sti., mitra reseller tidak perlu lagi membeli stok dalam jumlah besar dari Indonesia dengan segala risikonya," ujar dia.
Beberapa risiko tersebut, di antaranya soal ketidakpastian kualitas dan waktu tiba barang sekitar 2-3 bulan yang menyebabkan waktu dan modal kerja para mitra reseller menjadi tidak produktif lantaran harus menunggu lama barang pesanan tiba. Sementara itu, pembayaran barang secara tunai (cash in advance) sudah dilakukan di Indonesia.
Menurut Yogi, Perpaki juga optimistis Turki yang merupakan emerging market dengan GDP ke-17 di dunia merupakan pasar potensial komoditas briket arang kelapa. Pasalnya, negara ini tidak mempunyai sumber kelapa. Ini juga menjadi pasar potensial produk turunan kelapa lainnya, seperti VCO, carbon active, dessicated coconut, coconut chip, coconut water, nata decoco, coco peat, dan sebagainya, baik dalam skema B2B atau B2C.
Sementara itu, Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Istanbul, Imam As'ari, mengatakan, pihaknya mendukung penetrasi briket arang kelapa ke Turki, khususnya di saat pandemi global Covid-19.
Kesuksesan Kaya Sinerji membuka gudang dan Indonesian products store di Istanbul dapat ditingkatkan menjadi katalis masuknya produk Indonesia yang langsung didistribusikan serta dipasarkan langsung oleh pengusaha Tanah Air ke Turki. Sehingga ke depannya dapat terbentuk Indonesian Store dan distribution center untuk produk Indonesia di Turki.
Menurut Imam, hal ini mengingat letak strategis Turki yang dapat dijadikan hub bagi ekspansi ekspor ke kawasan Uni Eropa, Rusia, dan juga kawasan Timur Tengah. Produk briket arang kelapa tersebut juga menambah diversifikasi produk-produk Indonesia yang telah terlebih dahulu memasuki Turki, seperti tekstil, karet, kertas, kerajinan tangan, dan mi instan.
"Batok kelapa yang merupakan bahan baku briket arang saat ini setiap tahunnya diekspor dari Indonesia hampir 50% dari total ouput-nya dengan peningkatan sebesar 4% per tahun," kata Imam.
Ia mengharapkan agar perlu dilakukan penjualan dalam bentuk produk yang sudah diolah briket arang agar memberikan nilai (value) yang lebih dan menjaga sustainability sumber daya alam Indonesia untuk jangka panjang.
Ia juga mengharapkan ekspor arang Indonesia di awal tahun ini dapat menambah peningkatan nilai perdagangan Indonesia-Turki untuk tahun 2021, yang pada tahun 2020 (Januari-Oktober) nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 1,070 miliar dengan surplus untuk Indonesia sebesar US$ 632,66 juta.