Sleman, Gatra.com - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak merekomendasikan GeNose C19, alat deteksi cepat Covid-19 melalui embusan napas, dimiliki perorangan. GeNose C19 diharapkan menjadi bagian ekosistem tes Covid-19 di Indonesia untuk memutus penyebaran penyakit itu.
"Saya ingin memutus mata rantai penyebaran secepatnya, maka kami tidak merekomendasikan ini dimiliki pribadi. Bukan kami tidak butuh uang, tapi ini kami alokasikan agar sehari minimal menguji 120 - 200 orang," kata Ketua tim peneliti GeNose, Kuwat Triyana, di tempat produksi GeNose di Science Technopark (STP) UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (5/12).
Menurut Kuwat, target jangka pendeknya memasukkan GeNose dalam ekosistem pengujian Covid-19. Tim UGM pun telah bertemu dengan beberapa perusahaan dalam negeri yang akan memanfaatkan GeNose, seperti pihak direksi dari PT Angkasa Pura II.
"Bayangin, Angkasa Pura ada 18 bandara dengan penumpang jutaan. Sekarang kan menggunakan rapid test antigen yang masih Rp175 ribu, dengan GeNose ini Rp15 ribu atau Rp20 ribu," ucapnya.
Kuwat mengatakan kerja sama dengan PT Kerta Api Indonesia (KAI) pun sedang dalam proses. Menurutnya, GeNose akan diintegrasikan ke dalam sistem PT KAI. "KAI kan sistemnya sudah elektronik. Maunya KAI di ticketing sudah keluar hasilnya. Ketika masuk peron langsung ketahuan (positif atau negatif)," kata dia.
Kuwat menjelaskan izin edar GeNose C19 telah terbit pada 24 Desember 2020. Seratus unit alat telah diproduksi, sedangkan pemesanan hingga 31 Desember 2020 mencapai 10.760 unit.
GeNose rencananya diproduksi 5.000 sampai 10 ribu unit pada bulan ini dan akan terus ditingkatkan seiring permintaan pasar. "Paling banyak industri dalam negeri yang memesan," kata Kuwat, dosen fisika Fakultas Matematika dan IPA UGM ini.
Ia menyebut harga seperangkat GeNose Rp62 juta. Setiap unit diklaim mampu melakukan sedikitnya 100 ribu pengujian. "Keluhan (atas penggunaan) sampai sekarang belum ada dan kami tidak menutup feedback. Feedback itu penting. Jadi belum ada upaya perbaikan," ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya akan menggunakan Genose untuk meningkatkan surveilans Covid-19. Ia pun telah memesan 100 unit untuk digunakan di rumah sakit dan puskesmas.
"Saya tadi mencoba, sangat simpel hanya dengan meniup napas. Dalam waktu tiga menit sudah keluar hasilnya. Kami mau beli 100, tapi saat ini baru dapat 35," kata Ganjar saat menyambangi STP UGM.
Menurut Ganjar, keputusan politik nasional diperlukan agar inovasi dalam negeri seperti GeNose ini bisa masuk ke ekosistem penanganan Covid-19.
"Nah, kalau kemudian bisa kita pakai menjadi bagian dari satu ekosistem penanganan pandemi, kita mulai bisa mewujudkan apa itu berdikari. Berdikari dalam bidang ekonomi, ada problem yang mesti diselesaikan dalam politik kesehatan," ucapnya.