Pekanbaru, Gatra.com – Sejumlah pedagang tahu tempe di kota Pekanbaru mulai mengeluhkan berkurangnya pasokan kedela.
Pengakuan itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Pekanbaru, Ingot Hutasuhut.
Menurut Ingot, keluhan tersebut sebagai imbas dari kelangkaan pasokan kedelai di Tanah Air, termasuk Riau.
"Pasokan kedelai itu kan dari distributor swasta. Karena sudah jadi masalah nasional, imbas di daerah juga kita rasakan. Di pasar juga sudah mulai banyak pedagang mengeluh," ujarnya di Pekanbaru, Selasa (5/1).
Ingot menambahkan, pasokan kedelai untuk kota Pekanbaru dan Riau berasal dari luar wilayah. Ingot mengaku tak ingat persis berapa kebutuhan kedelai untuk kota Pekanbaru.
"Soal berapa pasokan untuk kota itu urusan instansi pertanian, ketahanan pangan. Yang jelas memang sudah ada keluhan di pasar," katanya.
Adapun kedelai merupakan bahan pokok pembuatan tahu dan tempe.
Diketahui, harga kedelai telah mengalami lonjakan drastis selama pandemi virus Corona (COVID-19). Dalam kondisi normal harga kedelai berada di kisaran Rp 6.100-6.500 per kilogram (Kg), namun kini naik menjadi sekitar Rp 9.500/Kg.
Lonjakan harga tersebut membuat pelaku usaha pikir-pikir melakukan pembelian, mengingat besarnya harga yang dikeluarkan. Disisi lain mobilitas warga belum sepenuhnya normal imbas pandemi Corona.
Sebagai informasi, kedelai bukanlah komoditi yang dihasilkan di Indonesia secara dominan. Suplai bahan makanan tersebut umumnya dipasok dari luar negeri.
Menurut data BPS yang dikutip Selasa (5/1), sejak awal tahun hingga Oktober 2020 Indonesia sudah mengimpor kedelai sebanyak 2,11 juta ton dengan total transaksi sebesar US$ 842 juta atau sekitar Rp 11,7 triliun (kurs Rp 14.000).