Sukoharjo, Gatra.com- Meroketnya harga kedelai impor membuat pengrajin tahu tempe di Kabupaten Sukoharjo gigit jari. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Koperasi (Disdagkop) UKM Sukoharjo, Sutarmo, dari informasi yang ia terima, kenaikan kedelai impor ini karena adanya pembelian besar-besaran oleh Cina.
"Cina juga mengonsumsi kedelai dalam jumlah besar, mereka juga mengimpor kedelai dari Amerika Serikat. Jadi kenaikan ini bukan karena stok barang, namun kedelai dari Amerika Serikat ini diborong Cina," terangnya Senin (4/1).
Sementara itu agar Indonesia tetap mendapatkan jatah kedelai dari negara Abang Sam (AS), maka harga pokok pembelian kedelai mengalami kenaikan. Hal inilah yang membuat harga kedelai impor di tanah air menjadi tinggi. "Kita harus bisa segera menyesuaikan diri agar tidak kalang kabut. Ini permasalahan tingkat nasional, pemerintah daerah tidak bisa menyelesaikan," katanya.
Kendati demikian, Sutarmo berusaha akan menyampaikan keluh kesah pengrajin tahu tempe di Sukoharjo ke pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Yang mana, dari Pemprov Jateng nanti akan disampaikan ke Pemerintah Pusat.
Sementara itu Ketua Paguyuban Komunitas Usaha Bersama (KUB) Tahu Kartasura Puryono mengatakan, harga kedelai impor pada tahun ini melebihi harga tertinggi pada tahun 2012 lalu. Dimana harga tertinggi kedelai impor tahun 2012 lalu sebesar Rp8.200 per kilogram, sementara saat ini tembus Rp9.350 per kilogram
Ia melihat, dari nilai mata uang, nilai dolar saat ini hampir sama seperti nilai dolar pada tahun 2012 lalu. "Kalau dilihat, nilai dolarnya sama, sekitar Rp14 ribu, dari stok barang sendiri juga ada. Tapi kenapa bisa melambung tinggi harga kedelai impor," tandasnya.