Home Ekonomi Pandemi, Warga Olah Rempah Jadi Jamu Bernilai Ekonomis

Pandemi, Warga Olah Rempah Jadi Jamu Bernilai Ekonomis

Labuhanbatu Utara, Gatra.com - Pandemi sebaran Covid-19 belum tuntas. Dampak dari virus mematikan itupun kian meluas. Ekonomi warga merosot, sehingga mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat khususnya yang tidak memiliki penghasilan tetap.
 
Namun, hal itu ternyata tidak menjadikan sejumlah ibu-ibu maupun kepala keluarga menjadi patah arang. Malah, dianggap pemicu mencari tambahan penghasilan seperti yang dilakukan sebagian warga di Desa Air Hitam, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
 
Misalnya seperti yang dilakoni Adi (48) dan warga lainnya, pasca pandemi, mereka semakin meningkatkan upaya penghasilannya dengan cara mengolah rempah seperti kencur, temu lawak, kunyit dan jahe merah menjadi bernilai ekonomis.
 
Dengan cara masih tradisional memanfaatkan barang-barang yang ada didapurnya, mengolah rempah-rempah tersebut hingga menjadi bubuk atau serbuk. Sudah pasti, produksi rumahan mereka menjadi satu usaha penambah penghasilan.
 
Menurut Adi, Senin (4/1) beberapa warga di Desa Air Hitam memanfaatkan pekarangan seadanya dalam bercocok tanam kencur, temu lawak, jahe dan kunyit sebagai bahan baku jamu yang manfaatnya juga mampu meningkatkan imun tubuh, khususnya dimasa-masa pandemi.
 
"Selain bisa meningkatkan imun tubuh, juga menjadi penyangga ekonomi di masa pandemi. Memang sejak Covid-19 menyebar, kami semakin banyak memproduksinya," sebut Adi yang memang sudah lama mengolah jamu.
 
Menurut Adi, jika dihitung produksi selama satu bulan, warga akan mampu menjadikan serbuk jamu tersebut sebanyak 40 hingga 50 kilogram dengan harga jual dikisaran Rp100.000 hingga Rp200.000 perkilonya.
 
204