Slawi, Gatra.com - Kapasitas ruang isolasi di rumah sakit (RS) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah ditambah untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus Covid-19 usai libur panjang Natal dan tahun baru. Lonjakan kasus diantisipasi terjadi dua pekan usai libur panjang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Hendadi Setiaji mengatakan, kapasitas tempat perawatan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit sudah ditambah untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus setelah libur panjang Natal dan tahun baru.
Penambahan antara lain dilakukan di RSUD Suradadi. Tempat perawatan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu ditambah dari semula 66 bed menjadi 124 bed. "Di RSUD dr Soeselo juga nambah. Pokoknya di sembilan rumah sakit yang ada di Kabupaten Tegal, ruang isolasi nambah dari 200-an menjadi 400-an ruang saat ini," kata Hendadi, Sabtu (2/1).
Kesembilan rumah sakit tersebut di antaranya yakni RSUD dr Soeselo, RSUD Suradadi, RS Harapan Sehat, RS Mitra Siaga, RSI PKU Muhammadiyah, RS Hawari Essa, RS Adella, dan RS Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Pagongan. "Di rumah-rumah sakit tersebut hingga saat ini kapasitasnya masih mencukupi," ujar Hendadi.
Menurut Hendadi, selain untuk merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala sedang dan berat, tempat perawatan yang disediakan di sejumlah rumah sakit juga diperuntukkan untuk pasien positif tanpa gejala atau memiliki gejala ringan. Apalagi jika pasien itu tak bisa menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Di RSUD Suradadi itu ada 60-an tempat perawatan untuk pasien positif tanpa gejala atau gejalanya ringan. Itu khusus pasien yang rumahnya tidak layak untuk isolasi mandiri," jelasnya.
Hendadi mengatakan, langkah antisipasi lainnya yakni meningkatkan deteksi dini melalui screening menggunakan rapid test antigen di puskemas-puskesmas. Langkah screening dilakukan terutama dilakukan terhadap pasien dengan keluhan batuk, flu, atau demam serta memiliki riwayat bepergian ke luar kota.
"Kami akan bagikan rapid test antigen ke puskesmas untuk persiapan screening awal atau deteksi dini terutama yang bergejala atau yang punya riwayat datang dari luar kota atau didatangi orang dari luar kota," ujarnya.
Hendadi memperkirakan lonjakan jumlah kasus Covid-19 usai akhir tahun terjadi pada 14 dan 15 Januari. Dia berharap lonjakan tersebut bisa ditekan setelah pemerintah melarang perayaan tahun baru dan menutup tempat publik dan obyek wisata untuk mencegah kerumunan.
"Pelarangan kerumunan, insya Allah akan berdampak banyak terhadap kemungkinan peningkatan kasus karena peningkatan kasus di masyarakat yang utama adalah karena kerumunan. Kalau setelah tanggal 14 - 15 Januari itu tidak ada lonjakan ya insya Allah masyarakat taat atau disiplin pada protokol kesehatan," ujar dia.
Berdasarkan data di covid19.tegalkab.go.id yang terakhir diperbaharui pada Jumat (1/1), jumlah kasus positif di Kabupaten Tegal total mencapai 3.426 orang. Dari jumlah itu, 126 orang masih dirawat, 136 orang menjalani isolasi mandiri, 3.061 orang sudah sembuh dan 103 orang meninggal.