Jakarta, Gatra.com - Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 mencanangkan target kesembuhan 100 persen dalam upaya penanganan Pandemi Covid-19 di tanah air. Selain mencapai tingkat kesembuhan 100 persen, Satgas juga mencanangkan untuk menekan angka kematian yang diakibatkan pandemi.
"Kedepannya, kita harus mencapai target 100 persen kesembuhan dan menekan angka kematian," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Kamis (31/12).
Menurut Wiku, acuan terhadap perkembangan kasus Covid-19, dapat dilihat dari angka kasus aktif, angka kesembuhan dan angka kematian. Perkembangannya pun dinilai cukup dinamis dalam perubahannya.
Dari catatan data per 30 Desember 2020, kasus positif terus mengalami peningkatan yang signifikan, hingga jumlahnya mencapai 735.124 kasus.
Angka kematian diakui cenderung meningkat, namun masih dapat ditekan dengan jumlah 21.944 kasus atau 2,9%. Angka kesembuhan juga terus meningkat secara signifikan hingga mencapai 603.741 kasus atau persentasenya 82,12% dari pasien terkonfirmasi.
Untuk perkembangan kasus aktif tingkat kabupaten/kota, sangat bervariasi. Ada 27 kabupaten/kota yang perlu mendapat perhatian karena memiliki kasus aktif lebih dari 1000 kasus.
"Sedangkan, untuk kapasitas pemeriksaan, pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan. Meski angkanya cenderung terlihat fluktuatif, namun Indonesia pernah meraih pencapain angka testing tertinggi sebesar 96,35% dari target yang direkomendasikan World Health Organization (WHO)," jelas Wiku.
"Namun di minggu ini, turun menjadi 83,31 persen. Pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat harus terus berupaya meningkatkan kinerja ini," imbuhnya.
Sedangkan dalam pergerakan zonasi risiko tingkat kabupaten/kota, pergeserannya lebih kearah zona oranye atau risiko sedang dalam beberapa Minggu terakhir ini.
Wiku menjelaskan, pada zona merah atau risiko tinggi cenderung fluktuatif, dan zona hijau daerah tidak terdampak dan tidak ada kasus baru, semakin sedikit jumlahnya. Sebanyak 44 kabupaten/kota telah berada dalam zona oranye selam 16 minggu berturut-turut yakni mulai 6 September hingga 27 Desember.
Sedangkan 16 kabupaten/kota berada di zona merah selama 4 berturut-turut minggu (6 - 27 Desember).
"Kita berharap di bulan ke-11 atau Januari 2021, kita bisa melakukan gebrakan dimana zonasi dapat berubah cendrung ke zona hijau. Kita sudah banyak belajar selama 10 bulan. Sehingga tidak ada yang tidak mungkin, yaitu menurunkan risiko agar Indonesia didominasi zona yang lebih aman," ujar Wiku.