Pekanbaru, Gatra.com - Empat orang lelaki nampak serius menengok dan mengitari onggokan bibit kelapa sawit di lahan seluas 50 hektar di kawasan Desa Kebun Lado Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Senin sore pekan lalu.
Sesekali Muhammad Ali Tanjung menunjuk salah satu polybag berisi tanaman kelapa sawit yang sudah menghijau yang ada di sana. Kebetulan hamparan bibit yang sedang ditengok oleh keempat lelaki ini adalah varietas Yangambi.
"Alhamdulillah, tanamannya tumbuh bagus,” kata lelaki 45 tahun ini kepada Gatra.com yang juga ikut mengitari lokasi pembibitan milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan itu. Ali sendiri menjadi penanggungjawab di sana.
Ayah empat anak ini kemudian cerita kalau sejak akhir tahun lalu, lahan bibitan itu sengaja disewa dari pemerintah desa dan sejumlah masyarakat lokal untuk dijadikan lahan pembibitan kelapa sawit.
"Saat ini ada sekitar 530 ribu batang bibit di lahan ini, varietas Yangambi dan PPKS 540. Tapi kebanyakan PPKS 540. Biar proses pembibitan itu lancar, sekitar 55 orang pekerja dikerahkan, itu belum termasuk pekerja borongan tambahan,” Ali merinci.
Adalah 10 Koperasi Unit Desa (KUD) bekas binaan perusahaan kelapa sawit di kecamatan Singingi dan Singingi Hilir yang membikin PPKS sampai menghadirkan lokasi bibitan skala besar di sana.
Kebetulan semua KUD itu --- dua di Singingi Hilir dan sisanya di Singingi --- bakal menjalani Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Disebut PSR lantaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan bantuan Rp25 juta per hektar untuk para petani anggota KUD itu.
"Kalau total lahan semua KUD itu mencapai 8.800 hektar. Tapi yang baru mengajukan PSR mencapai 6.600 hektar. Luasan ini milik sekitar 3.700 kepala keluarga. Tiga KUD sudah memulai pekerjaan dan sisanya masih proses rekomtek,” cerita Oberlin Manurung, Sekretaris Forum Komunikasi KUD --- gabungan 10 KUD tadi --- kepada Gatra.com, kebetulan lelaki 55 tahun ini ikut menengok bibitan tadi.
Ayah 4 anak menyebut, mereka memilih PPKS lantaran mereka ingin mengulang kisah sukses di masa lalu. “Dulu bibit kami dari PPKS Marihat. Hasil kami rata-rata perbulan per hektar itu 3 ton. Nah, oleh pengalaman itulah makanya kami ingin bibit PPKS lagi, kami tak mau yang lain,” ujar pengurus KUD Tupan Tribakti, Desa Simpang Raya, Kecamatan Singingi Hilir ini.
Biar tak jauh-jauh dan bisa rutin menengok perkembangan bibitlah makanya KUD minta PPKS membikin bibitan di Desa Kebun Lado tadi. “Kami bisa membawa anggota kami ke sini, memantau kapan saja. Lalu kalau waktu menanam tiba, pengangkutan tak jauh. Kami sangat bersyukur PPKS bersedia,” katanya.
Yang membikin Oberlin dan kawan-kawan makin senang, PPKS tidak hanya sebatas menyediakan bibit, tapi juga akan memberikan pendampingan sampai tanaman petani diremajakan kelak.
“Dengan bimbingan PPKS, kami yakin hasil yang kami dapat akan lebih banyak lagi dari periode sebelumnya. Sebab mulai dari pola tanam, perawatan hingga panen, kami sudah punya pendamping. Yang paling penting lagi, dengan semua perlakuan ini, kami tidak akan sulit lagi mendapatkan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” lelaki ini sumringah.
Bagi Edwin Syaputra Lubis, PPKS memang tidak hanya sekadar menyiapkan bibit berkualitas untuk petani, tapi PPKS punya tanggungjawab moral untuk mendampingi petani biar lebih berhasil.
"“Apalagi saat ini pemerintah sedang gencarnya menjalankan program PSR, tentu, kami akan sekuat tenaga untuk mendukung suksesnya PSR itu. Salah satunya ya dengan pendampingan tadi. belum lagi secara online, kami juga menyediakan pojok sawit, siapapun boleh bertanya kepada kami seputar kelapa sawit,” ujar Kepala Pusat PPKS ini.
Abdul Aziz