Home Info Sawit Nostalgia Langka di Desa Pelita

Nostalgia Langka di Desa Pelita

Pekanbaru, Gatra.com - Meski sudah 32 bulan berlalu, Tumin masih teringat betul seperti apa Presiden Jokowi menyalaminya di panggung yang ada di lahan Koperasi Unit Desa (KUD) Subur Makmur di Desa Pelita Kecamatan Bagan Sinemba, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, itu.

Waktu itu, Jokowi menyalami Ketua KUD Subur Makmur ini sambil menyerahkan secara simbolis bantuan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang Rp25 juta per hektar.

"Kelola yang bagus kebunnya ya, saya akan tetap mengawasi," begitulah pesan Jokowi kepada ayah dua anak ini.

Sesungguhnya lelaki 57 tahun ini tak pernah menyangka kalau Jokowi akan datang ke lahan KUD nya untuk penanaman perdana. Soalnya, sudahlah mereka cuma petani eks transmigrasi, kampungnya pun jauh pula dari jalan lintas.

"Mustahil saja seorang presiden akan datang ke kampung kami," cerita Tumin saat berbincang dengan Gatra.com di kebunnya yang dijejali rimbunan pohon kelapa sawit itu Rabu pekan lalu.

Dua minggu sebelum Jokowi datang kata Tumin, protokoler kepresiden tiba-tiba datang ke kantor KUD di Desa Suka Maju. Protokoler itu ditemani perwakilan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), lembaga yang memberikan bantuan Rp25 juta per hektar tadi.

"Pak Jokowi akan datang ke sini, launching PSR. Kami ingin menengok lokasi PSR-nya," Tumin menirukan omongan protokoler itu.

Tumin dan pengurus lainnya pun membawa protokoler tadi ke lahan yang di Desa Suka Maju. "Wah, sudah tinggal tanam ya. Masih ada enggak yang belum ditebang," si protokler bertanya.

Tumin kemudian membawa rombongan itu ke lahan KUD Sumber Makmur yang ada di Desa Pelita. Di sana ternyata cocok jadi lokasi launching.

"Total luas lahan yang akan di-PSR memang sekitar 266 hektar. Sekitar 140 hektar di Desa Suka Maju, sisanya di Desa Pelita," rinci Tumin.

Singkat cerita, dua pekan kemudian Jokowi datang. Orang di dua kampung sontak heboh. Tumin jadi omongan banyak orang lantaran dia yang naik ke panggung bersalaman dengan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Kalau enggak ada PSR ini, mana mungkin saya bisa jumpa dan bersalaman dengan presiden. Wong saya orang kampung, petani pula. Tapi itu tadilah, semua tak diduga. Kami sangat berterimakasih dengan BPDPKS yang telah memberi jalan untuk bisa bertemu langsung dengan presiden. Soalnya kalau kami misalnya yang mengundang, belum tentu bakal segera datang,” katanya lirih.

Tumin tak memungkiri kalau seminggu jelang Jokowi datang, dia dan pengurus repot luar biasa. "Seminggu saya enggak pulang ke rumah, capeknya luar biasa. Tapi setelah salaman dengan Jokowi, semua lelah itu, hilang,” peserta transmigrasi Perkebunan Inti Rakyat (PIR) tahun 1987 ini tertawa.

Kini, Tumin dan kawan-kawan sudah menikmati hasil dari PSR yang dilaunching pada 10 Mei 2018 itu. Hasil PSR yang sudah menghasilkan sekitar 200-300 kilogram Tandan Buah Segar (TBS) per hektar per bulan.

"Alhamdulillah, kami akan naik kelas. Sebab kami sudah bertekad menghasilkan panen yang lebih baik dan menjalankan prinsip kebun kelapa sawit berkelanjutan," katanya.


 

210