Temanggung, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah akan melakukan konservasi di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau.
Konservasi dilakukan lantaran dikawasan ini karena sebagain lahannya kritis yang ditandai dengan hilangnya banyak mata air.
Dalam upaya konservasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Menyelenggarakan Penanganan Konservasi Tanah dan Air' di Pendopo Pengayoman, Temanggung, Rabu (30/12)
FGD dihadiri Bupati HM Al Khadziq, Kepala DLH Entargo, Kepala BAPPEDA Ripto Susilo, Staf Ahli Bupati bidang Hukum,Pemerintahan dan Lingkungan Hidup Joko Prasetyono dan pejabat terkait serta diikuti para pemerhati lingkungan hidup.
Bupati HM Al Khadziq mengatakan, permasalahan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu melalui FGD diharapkan bisa merumuskan strategi apa yang ditempuh untuk menangani kerusakan lingkungan agar efektif dan efisien demi terwujudnya lingkungan hijau, sehat dan nyaman.
"Dengan demikian diharapkan ke depan kerusakan lingkungan bisa diperbaiki sehingga terwujud lingkungan yang ijo royo-royo, sehat dan nyaman. Kerusakan lingkungan mesti dikeroyok multi sektoral dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk melakukan konservasi,"katanya.
Kepala DLH Entargo mengatakan penanganan konservasi tanah dan air menurut rencana akan dimulai pada bulan Januari 2021 mendatang dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Sasaran konservasi di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Prau dengan alternatif menanam pohon bambu dan beringin.
"FGD dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah konservasi tanah dan air sebagai akibat dari rusaknya lansekap Daerah Aliran Sungai (DAS) dan juga memberikan gambaran tentang penanganan konservasi air tanah baik pada kawasan hulu, tengah, maupun hilir DAS," jelasnya.