Cilacap, Gatra.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tetap melakukan pembelajaran tatap muka, terutama praktikum pada masa pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, tanpa praktikum, serapan materi sangat rendah.
Salah satu yang melaksanakan praktikum adalah SMK Komputama Majenang, Cilacap. Pihak sekolah menerapkan sistem shifting atau bergiliran, bagi siswa yang hendak praktikum.
“Sebagian besar pembelajaran SMK itu praktik. Tanpa praktik, siswa sulit untuk menyerap keahlian tertentu,” ujar Kepala SMK Komputama Majenang, Nana Kusnana, M. Kom.
Kusnana mengemukakan, dalam kondisi normal praktikum dilakukan empat kali dalam sepekan. Itu sebab, jika tak ada praktikum sama sekali, maka materi pembelajaran akan sulit diserap.
Untuk menyiasati rendahnya serapan materi, pihaknya tetap menerapkan praktikum meski hanya sepekan sekali. Sistemnya shifting atau bergiliran. Hal itu mengacu kepada ptokol penanganan Covid-19 yang hanya memperolehkan siswa masuk sepertiga jumlah siswa.
“Sistemnya bergiliran. Satu kelas satu minggu sekali,” ujarnya.
Meski begitu, dia pun mengakui jumlah praktik yang hanya satu kali sepekan masih sangat kurang. Sebab, banyak materi yang hanya bisa dipahami siswa dengan jalan praktik.
Dia menambahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Kesehatan (Menkes), telah bersepakat dalam penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang diputuskan setelah melihat hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud terkait dampak yang timbul akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi Covis-19.
Hasilnya, untuk jenjang SMK, pembelajaran praktik membutuhkan kehadiran siswa dan guru secara fisik di ruang praktikum dengan protokol kesehatan yang ketat.