Dharmasraya, Gatra.com - Sebetulnya, sudah sejak 23 tahun lalu KUD Lubuk Karya Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) ini, ingin punya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sendiri.
"Itulah makanya kami membikin Koperasi Jasa Usaha Sawit Bersama Sitiung 4. Koperasi ini beranggotakan 4 KUD; Remaja Makmur, Sinar Makmur, Bina Usaha dan Lubuk Karya. Semua ini berada di Kecamatan Koto Besar. Belakangan KUD Koto Salak di Kecamatan Koto Salak, bergabung pula," cerita Ketua KUD Lubuk Karya, Jhon Nasri, kepada Gatra.com, Rabu (30/12).
Adapun total lahan koperasi eks binaan PT Incasi Raya Group ini kata Jhon mencapai 7500 hektar. "Kami mau bangun PKS berkapasitas 60 ton per jam. Lahan seluas 30 hektar untuk pabrik sudah kami siapkan di Koto Besar," ujar ayah tiga anak ini.
Hanya saja kata Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Sumatera Barat (Sumbar) ini, sampai sekarang mereka belum dapat izin.
"Secara apapun, kami sudah siap, bahkan bank sudah siap mengucurkan pinjaman Rp120 miliar. kami ada agunan untuk itu, sertifikat petani kami cukup," katanya.
Yang membikin Jhon semakin bingung, koperasi tak kebagain izin, dua pabrik tanpa kebun justru sudah beroperasi.
"Pabrik tanpa kebun pertama beroperasi sekitar tahun 2007, lalu yang kedua tahun 2014. Di setiap pertemua di provinsi, saya selalu sampaikan, tapi belum juga kami kebagian," ujarnya.
Semestinya kata Jhon, andaipun pabrik yang mereka usulkan berdiri, belum juga membikin semua hasil petani di Dharmasraya tercover. "Sebab sampai sekarang di Dharmasraya, ada sekitar 93 ribu hektar kebun swadaya. PKS cuma ada 6 unit. Muntah PKS itu menerima buah petani. Alhasil, separuh dari hasil total kebun tadi, terpaksa dijual ke luar provinsi," terangnya.
Lantaran itu kata lelaki 52 tahun ini, pihaknya benar-benar berharap supaya pemerintah melek dengan apa yang sedang mereka harapkan. "Kami enggak minta apa-apa, kami mampu kok sendiri. Kami hanya butuh izin saja. Bukankah Presiden Jokowi sudah meminta supaya petani naik kelas, setara dengan korporasi? " lelaki ini bertanya.
Abdul Aziz