Dharmasraya, Gatra.com - Cerita seorang teman di Muara Labuh Solok Selatan, Sumatera Barat itu, langsung mengena di benak lelaki 52 tahun ini.
Cerita tentang ranumnya duit bertanam Kapulaga (Amomum compactum). "Teman saya itu sudah menanam sekitar 10 hektar, berhasil. Itulah makanya kami berencana menanam tanaman itu di sini. Harga jualnya sekitar Rp40 ribu perkilogram, enam bulan tanam sudah panen," cerita Jhon Nasri, Ketua KUD Lubuk Karya Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), kepada Gatra.com, Rabu (30/12).
Kebetulan kata ayah tiga anak ini, lahan kebun kelapa sawit KUD nya sedang menjalani program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). "Yang tahap dua seluas 170 hektar, sedang proses tanam, di lahan inilah nanti akan kami tumpang sari kan," katanya.
Lebih jauh lelaki asal Maninjau ini cerita, dalam sehektar lahan, benih Kapulaga yang bisa ditanam mencapai 3000 batang.
Bibit yang teksturnya kayak batang jahe itu dibeli sekitar Rp750 perbatang. "Untuk satu hektar, modalnya sekitar Rp5 juta. Nah, lantaran ini tumpang sari, lahan yang bisa kita manfaatkan hanya sekitar 80 persen," terangnya.
Selain menghasilkan duit, Kapulaga tadi kata Jhon ternyata bisa jadi pengusir hama. Soalnya hama babi misalnya, paling tidak senang dengan Kapulaga itu.
"Serangga-serangga yang berpotensi merusak tanaman juga paling tidak senang dengan aroma bunga Kapulaga itu. Jadi, kita dapat duit, tanaman pokok pun terjaga," ujarnya.
Abdul Aziz