Dharmasraya, Gatra.com - Sampai hari ini, sudah sekitar 5.500 hektare kebun kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya yang kecipratan duit program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Hamparan itu tersebar di lima kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di Dharmasraya; Pulau Punjung, Koto Besar, Tiumang, Padang Lawas dan Timpeh.
"Targetnya 8000 hektare, tapi yang baru pencairan, pengerjaan dan selesai pengerjaan ya segitu tadilah. Semuanya eks mitra perusahaan kelapa sawit. Mayoritas berada di Koto Besar," cerita Jhon Nasri, Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumatera Barat (Sumbar) kepada Gatra.com, Rabu (30/12).
Lelaki 52 tahun ini juga Ketua KUD Lubuk Karya Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar.
KUD eks mitra PT Incasi Raya Group ini menjadi satu dari sederet KUD yang ikut PSR itu.
"Luas lahan KUD kami mencapai 900 hektare. 576,5 hektare sudah menjalani PSR. Bahkan yang tahap satu seluas 406,5 hektare, sudah umur setahun (P2). Yang tahap dua (170 hektare) sedang proses tanam. Nah yang tahap tiga masih mengulur waktu lantaran harga sawit sedang mahal. Petani rada keberatan langsung menebangi pohon sawitnya," ujar ayah 3 anak ini.
Lebih jauh lelaki yang sudah 30 tahun menjadi Ketua KUD Lubuk Jaya ini cerita, mereka dulunya adalah petani transmigrasi tahun 1980 an. Totalnya 500 kepala keluarga (KK).
"Tapi yang 500 kk ini tidak dari Jawa semua, sekitar 288 kk berasal dari Maninjau, kami dari Maninjau," terangnya.
Tahun 1993, para warga transmigrasi ini baru bekerjasama dengan PT Incasi Raya Group tadi, bertanam kelapa sawit.