Home Info Sawit Realisasi PSR di Riau Masih di Bawah Sumsel

Realisasi PSR di Riau Masih di Bawah Sumsel

Pekanbaru, Gatra.com- Memikul status sebagai daerah sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tidak menjamin realisasi peremajaan sawit rakyat (PSR) di Riau menjadi terdepan. 
 
Sebagai gambaran, hingga saat ini realisasi PSR di Riau baru 12 persen. Capaian tersebut dibawah torehan PSR Sumatra Selatan yang berada diangka 19 persen. Padahal, progres PSR nasional sejak 2016 hingga 2020 mencapai 200.252 hektare. Demikian data yang diungkap Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 
 
Adapun PSR menjadi tumpuan bagi upaya meningkatkan produktivitas kebun sawit petani. Program ini digulirkan melalui bantuan pendanaan sebesar Rp30 juta per hektare. Angka tersebut melonjak dari nilai bantuan Rp25 juta per hektare.BPDPKS sendiri sejak sejak 2016 hingga 2020 telah mengucurkan dana Rp5,19 triliun. 
 
Hingga berita ini diturunkan, Rabu (30/12),Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau, Zulfadli, belum memberikan tanggapan. Meski begitu dalam suatu kesempatan pada media lokal setempat, Zulfadli menyebut selama tahun 2020, Provinsi Riau mendapatkan jatah 22.600 hektare lahan sawit untuk diremajakan. 
 
Dari luasan 22.600 hektare Disbun Riau hanya akan melakukan verifikasi 14.500 hektare. Sisanya, sesuai arahan BPDPKS, verifikasi akan dilakukan oleh supplier. 
 
"Nah,dari 14.500 hektare, target kami paling bisa yang direplanting itu seluas 11.500 Ha sampai akhir tahun ini," terangnya. 
 
Rendahnya capaian PSR di Riau ditenggarai oleh persoalan legalitas lahan. Persoalan tersebut menyulitkan urusan administrasi yang menuntut keabsahan milik petani. 
 
Perihal PSR, program ini diarahkan untuk sawit dengan usia diatas 20 tahun, kemudian sawit 10 hektare yang penghasilannya tidak sampai 10 ton per tahun, dan kebun sawit yang bibitnya tidak unggul.
 
Asal tahu saja, Riau memiliki luasan kebun sawit lebih kurang 3 juta hektare. Sementara data Kementrian Pertanian mencatat jumlah petani sawit di provinsi tersebut mencapai 580.902 jiwa pada tahun 2018.
 
 Adapun data BPDPKS mencatat secara  nasional PSR telah melibatkan 100.858 petani sejak 2016-2020. Program PSR awalnya tidak begitu diminati petani, ini terlihat dari luasan program pada tahun 2016 yang hanya 254 hektare. Namun, seiring waktu luasan tersebut meningkat dengan rincian: 2017 (2.933 hektare) , 2018 (12.611 hektare), 2019 sebanyak (90.2017 hektare), dan 2020 sebanyak (94.248 hektare).
201

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR